TEMPO.CO, Jakarta - Proyek double-double track (dua rel ganda) yang dikerjakan Kementerian Perhubungan ditargetkan beroperasi pada 2018. Jika sudah berjalan, jadwal perjalanan Commuter Line akan lebih sering. Konsekuensinya, banyak perlintasan sebidang yang harus ditutup.
"Misalnya saja, perlintasan kereta di Jatinegara-Cipinang akan diganti dengan jalan layang," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwi Atmoko saat ditemui Tempo di kantornya pada pekan lalu.
Hal serupa juga akan dilakukan untuk perlintasan yang ada di sepanjang jalur kereta Jatinegara-Bekasi. Semua perlintasan akan ditutup untuk menghindari risiko kecelakaan akibat banyaknya kereta yang lalu-lalang. "Kami sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI dan pemerintah daerah Bekasi untuk membuat jalan alternatif," ujarnya.
Kepala Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia (KAI) Bambang S. Prayitno menyambut baik penutupan perlintasan sebidang ini. Pasalnya, penutupan akan membuat laju Commuter Line bertambah cepat karena tak terhambat apa pun. "Kami ingin memenuhi kebutuhan pengguna Commuter Line dengan layanan yang cepat," tuturnya.
Adapun proyek dua rel ganda ini telah dimulai sejak 2012. Proyek yang didanai dari pinjaman pemerintah Jepang dan pemerintah Indonesia ini dibagi menjadi empat paket pengerjaan dengan total anggaran lebih dari Rp 5 triliun. Hermanto mengatakan proyek ini akan dikebut hingga akhir tahun.
Jika seluruh proyek selesai pada 2018, dari empat rel tersebut, ujar dia, dua rel (double track) yang sudah ada akan digunakan untuk Commuter Line. Sedangkan dua rel yang baru untuk kereta api jarak jauh, yakni dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Saat itu jumlah penumpang kereta api menjadi 1,2 juta per hari dengan sekitar 1.200 gerbong. Saat ini jumlah penumpang sebanyak 700 ribu dengan 900 gerbong. “Sehingga persoalan transportasi kota selama ini dapat teratasi,” tuturnya.
YOLANDA RYAN ARMINDYA