TEMPO.CO, Yogyakarta -– Suasana duka menyelimuti rumah orang tua Akseyna Ahad Dori di Perumahan TNI Angkatan Udara, Griya Avia Ceria, Tegalsari, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Akseya adalah mahasiswa Universitas Indonesia yang ditemukan meninggal di danau kampus itu pada Kamis, 26 Maret 2015.
Jenazah Akseyna, sapaan akrab Akseya, tiba di Yogyakarta pada Selasa, 31 Maret 2015, pukul 08.00 WIB, dan dimakamkan dua jam kemudian. Dia merupakan putra kedua perwira menengah TNI yang bekerja sebagai dosen di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta, Kolonel Sus Murdoto.
Teman Akseyna di SMAN 8 Yogyakarta, Fico Harjanto, mengaku kaget mendengar kabar kematian Akseyna. Dia mengenal Akseyna sebagai pribadi yang taat beribadah dan sederhana. “Ace anak yang pintar dan periang. Kami di SMA sama-sama duduk di kelas akselerasi,” kata Fico. Bahkan Akseyna diterima di Universitas Indonesia pada 2013 tanpa tes.
Orang tua korban mengatakan melakukan komunikasi terakhir dengan Akseyna pada 21 Maret 2015 melalui telepon. Saat itu Akseyna mengatakan membatalkan niatnya membeli sepeda motor. Dia memilih membeli sepeda. Sejak 29 Maret 2015, Akseyna tak bisa dikontak. Ponselnya tak aktif dan pesan pendek dari orang tuanya tak pernah terkirim.
Akseyna adalah anak kedua dari empat bersaudara dengan prestasi akademik yang sangat bagus. Ayahnya adalah dosen di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta. Sedangkan ibunya adalah dosen di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Keluarga Akseyna sudah merelakan kepergian pemuda itu dan menyarankan penghentian penyelidikan polisi atas kematiannya. Namun Universitas Indonesia meminta polisi melanjutkan penyelidikan kasus tersebut.
ALI NY | VENANTIA MELINDA (MAGANG)