TEMPO.CO, Depok - Pengelola kos Wisma Widya, Edi Sukardi, mengatakan pihak kepolisian telah datang ke rumah kos yang dikelolanya. Kedatangan polisi itu berkaitan dengan pengumpulan barang bukti dan juga sidik jari Akseyna Ahad Dori, 18 tahun, mahasiswa Universitas Indonesia yang ditemukan tewas di Danau Kenanga UI.
"Polisi ambil satu batu merah di bawah pohon mangga," kata Edi Sukardi, pengelola rumah kos Wisma Widya di Beji, Depok, Selasa, 7 April 2015. Ia mengatakan batu bata ventilasi udara yang dibawa polisi sudah dalam keadaan berlumut.
"Batu itu setahu saya sudah tujuh tahun ada di situ," ujarnya. Sekitar empat batu bata ventilasi terlihat masih ada di bawah pohon mangga di halaman rumah kos di Jalan Kabel Nomor 3 RT 04 RW 05, Beji, Depok, Jawa Barat, tersebut.
Edi mengatakan, dalam satu pekan terakhir, polisi bahkan sudah tiga kali mendatangi rumah kosnya. Pertama pada Minggu malam, 5 April 2015, sekitar pukul 23.00. Pada kedatangan ini, polisi membawa batu bata merah ventilasi yang berada di halaman rumah kos.
Kedua, polisi sempat datang pada Selasa dinihari, 7 April 2015, sekitar pukul 01.00-02.30. Pada kedatangan ini, polisi melakukan penyegelan atau pemasangan garis polisi di sekeliling kamar kos Akseyna.
Lalu, pada Selasa, 7 April 2015, kepolisian yang terdiri atas Badan Reserse Kriminal Polda Metro Jaya bersama Kepolisian Resor Depok dan Polsek Depok Beji juga kembali datang membawa tim forensik. "Kelihatannya seperti mencari sidik jari," kata Edi.
Ia mengatakan Akseyna dikenal sebagai salah satu penghuni yang tertutup. Ia tidak bergaul dengan penghuni kos lainnya. Menurut dia, Akseyna hanya ke luar rumah kos untuk kuliah dan membeli makan. "Dia juga berjalan kaki karena tidak punya motor atau sepeda," ujarnya.
MAYA NAWANGWULAN