TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah bangunan semi permanen berbahan tripleks, tempat terjadinya ledakan di RT 16 RW 9, Jati bundar, Kelurahan Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, dikenal kerap digunakan pengajian rutin para korban. "Acaranya biasanya malam Jumat diikuti sekitar 20-25 jemaah," kata Titin, 40 tahun, salah satu warga di lokasi kejadian, Rabu petang, 8 April 2015.
Pengajian yang dilakukan di lokasi ledakan, ujar dia, melibatkan massa cukup banyak dengan baju mayoritas berjubah hijau tua yang dipimpin seorang ustad dari Karawang, Jawa Barat. "Kadang kalau tidak datang, para jemaah langsung bertatap muka ke Karawang," ujarnya.
Ia tidak mengetahui persis apa isi materi pengajian yang diberikan, tapi dipastikan jemaah yang datang berasal dari luar kota. "Kalau sedang ada acara besar bisa di atas 50 jemaah," ujarnya.
Mangara Pardede, Wali Kota Jakarta Pusat, yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan, selama ini lokasi itu terbilang aman dan tidak mencurigakan dari aktivitas warga. Bahkan para petugas dari kelurahan pun diklaim kerap memberikan pembinaan dan penyuluhan bagi masyarakat. "Saya kira tidak usah khawatir, nanti tunggu penjelasan lebih rinci dari kepolisian," ungkapnya.
Untuk menjaga ketertiban warga, lembaganya berencana meningkatkan pengamanan di lokasi ledakan, para petugas Satpol PP dan pegawai di kelurahan terdekat diinstruksikan untuk terus memantau setiap perkembangan di sekitar ledakan. "Ini juga bukan hanya tanggung jawab kami, namun minta bantuan pasrtisipasi masyarakat," harap dia.
Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Jenderal Badrodin Haiti, yang terjun langsung ke tempat kejadian perkara (TKP) Rabu, 8 April 2015, mengatakan, berdasarkan penyelidikan sementara laboratorium forensik Polri belum bisa disimpulkan jenis apa bahan peledak yang digunakan para pelaku.
Namun dari TKP petugas berhasil menemukan beberapa serbuk berisi paku, beberapa buku jihad salah satunya berjudul Katastrofi Mendunia, karangan Taufiq Ismail, yang berisi faham Marxisme, Leninisme, Stalinisme, Maoisma Narkoba, serta kepingan VCD. "Saya belum bisa menyimpulkan, apa rencana yang akan mereka lakukan," ujarnya.
Kini keempat korban yakni Bogel, 40 tahun, tukang parkir; Asep (50), tukang gorengan; Suro (50), tukang bangunan; dan Veri (30), montir, mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, setelah sebelumnya mendapatkan pertolongan pertama di Rumah Sakit Pelni.
JAYADI SUPRIADIN