Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kata Tetangga Soal Terduga Calo ISIS yang Ditangkap Densus

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
ANTARA/Ahmad Subaidi
ANTARA/Ahmad Subaidi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Terduga pengikut Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Robby Risa Putera, yang tinggal di Jalan Persatuan Nomor 10, RT 01, RW 04, Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, tak terlihat beraktivitas selama tiga pekan terakhir. Menurut tetangga, Robby tidak terlihat keluar-masuk rumah seperti biasanya.

"Kelihatannya usaha konveksinya malah dijalankan oleh adiknya soalnya dia yang sering banget mondar-mandir," kata Abdul Muis, 50 tahun, kepada Tempo, Ahad 12 April 2015.

Robby yang diintai pergerakannya selama sebulan terakhir terkenal tertutup. "Biasanya ngelihat aja ada di rumah, tapi hampir sebulan ini nggak kelihatan sama sekali," kata dia. Tetangga lain juga tak ada yang melihat Robby selama tiga pekan terakhir.

Abdul menuturkan, ia berinteraksi dengan Robby terakhir kali saat kakak Robby meninggal. "Waktu itu saya ikut salatin jenazah kakaknya," kata dia. Peristiwa itu, kata Abdul, terjadi sekitar 40 hari lalu. Setelah itu ia tak pernah lagi bertatap muka dengan Robby dan keluarganya yang terkenal sangat tertutup.

Robby adalah warga pendatang dari Padang, Sumatera Barat. Sudah empat tahun ia mengontrak di rumah yang bercat abu-abu itu. Rumah tersebut berpagar tinggi. Sela-sela pagar ditutup oleh plastik tebal sehingga tak ada yang dapat mengintip ke dalam dari celah pagar. "Memang selalu tertutup gitu walaupun usaha konveksi dan sering ada tamu," kata Abdul.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Robby dikenal memiliki keluarga lain yang juga mengontrak di sekitar lingkungan rumahnya. "Ada tiga orang yang katanya keluarganya di sini," tutur seorang warga. Ketiganya mengontrak rumah dari seorang pemilik rumah yang saat ini tinggal di Malang, Jawa Timur.

Ketua RT 01, mengiyakan hal ini kepada Tempo. "Iya memang ada keluarganya yang juga mengontrak tapi bukan di wilayah RT 01," kata Syahrir, Ketua RT 01. Syahrir juga tak dapat memastikan apakah betul ada hubungan kekerabatan yang sangat dekat. "Tahunya sih ya cuma keluarganya," kata dia.

Robby sebelumnya ditangkap aparat Detasemen Khusus 88 Polda Metro Jaya di Hotel Santika, Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu 11 April 2015. Dia diduga ikut memfasilitasi keberangkatan warga negara Indonesia yang berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.



DINI PRAMITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

Rustawi Tomo Kabul (tengah, baju putih) bersama keluarga dan staf Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Bandara Djuanda, Surabaya, 8 Agustus 2015. Foto: Dir PWNI dan BHI Kemlu RI
WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.


TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TEMPO/Machfoed Gembong
TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.


Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Akibat debu vulkanik Gunung Kelud, koper-koper yang sudah di bagasi dikembalikan kepada penumpang di bandara Juanda, Surabaya (14/2). TEMPO/M. Syaraffa
Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.


Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Ilustrasi bom. Boards.ie
Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.


Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Menlu RI, Retno LP Marsudi, beri keterangan pers terkait eksekusi mati dua warga negara Australia, di Kantor Kemenlu, Jakarta, 17 Februari 2015. Selain protes dari pemerintah Australia, Sekjen PBB, Ban Ki-moon juga mengecam eksekusi mati tersebut, namun pemerintah Indonesia tetap pada apa yang telah ditetapkan. TEMPO/Imam Sukamto
Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Pembangunan Terminal 2 (T2) di lokasi lama Bandara Internasional Juanda Surabaya. ANTARA/Eric Ireng
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Pemeriksaan X-ray di Bandara Soekarno-Hatta. TEMPO/Imam Sukamto
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.


Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

8 Mei 2015

Sejumlah jamaah haji Indonesia asal Labuan Batu, Sumatera Utara, mengawasi koper mereka setibanya di tempat pemondokan haji di kawasan Jumaizah, Mekkah,  (20/10). Sebanyak 2.277 jamaah haji Indonesia tiba di Mekkah dan langsung melakukan umrah. ANTARA/Saptono
Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.


Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

7 Mei 2015

Pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh (tengah). REUTERS/Suhaib Salem
Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.


WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

7 Mei 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong, Edi Wahyono
WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.