TEMPO.CO, Jakarta - Kamar Deudeuh Alfisahrin alias Tata Chubby, 26 tahun, kini tertutup rapat. Di depan pintu kamar terpasang garis polisi melintang, menandakan tak boleh ada orang yang memasuki kamar itu. Di kamar itulah mayat Deudeuh ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Penjaga kos, Juliana, menuturkan Deudeuh sudah tak kelihatan sejak Jumat sore, 10 April 2015, sampai akhirnya ditemukan tewas pada Sabtu malam, 11 April 2015. "Biasanya dia keluar untuk beli makan," kata Juliana, Senin, 13 April 2015.
Penjaga kos dan sejumlah penghuni kos pun menaruh curiga. Sebab, pada Jumat malam sempat terdengar suara gaduh dari kamar itu. "Bunyinya gladak-gluduk gitu," kata Juliana. Bahkan penghuni kamar kos yang berada di ujung lorong lantai 1 bisa mendengar suara berisik itu.
Kamar kos Deudeuh ada di lantai 2. Tepatnya di bagian lain ujung lorong. Di sebelah kirinya tak ada kamar, melainkan sebuah jalan menuju tangga. Di sebelah kanan kamarnya, berjajar tiga pintu kamar lain. Di depannya pun ada beberapa kamar.
Untuk menuju kamarnya, setelah masuk dari pintu depan yang dilapisi teralis, pengunjung perlu melewati sebuah lorong yang tak terlalu lebar. Di kiri-kanannya ada kamar lain. Di bagian kiri setelah sekitar 10 meter dari pintu masuk, ada tangga yang akan mengantar ke lantai 2. Tangganya pun tak terlalu lebar. Dua orang bisa berjalan bersebelahan di sana sambil berimpitan.
Baca Juga:
Naik ke lantai 2, kamar Deudeuh ada di sisi lainnya, menaiki lagi beberapa anak tangga. Kamar Deudeuh tepat di sebelah kanan anak tangga itu.
Suasana rumah kos itu terasa sepi. Apalagi pada setiap kamar tak tersedia jendela yang memungkinkan seseorang mengintip ke bagian dalam kamar kos. Mungkin karena alasan itu jasadnya baru ditemukan satu malam dari Deudeuh terakhir kali terlihat.
Dari penuturan Juliana, sehari-hari Deudeuh memang jarang ke luar rumah kos. "Dia sering ada di kos," ujarnya. Namun dia memang sering menerima tamu di kos. "Teman laki-lakinya banyak."
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Audie Latuheru mengatakan pihaknya sedang mengumpulkan barang bukti dari kamar korban. "Barang-barang seperti kaus kaki, kabel, buku, dan lain-lain sedang kami kumpulkan," katanya.
Dia pun sedang meneliti buku catatan yang diduga berisi nama-nama pelanggan Deudeuh. "Kami juga sudah mengumpulkan sidik jari yang ada di kamar," ujarnya. Polisi pun mengaku menemukan bekas sperma di kamar, tapi masih dalam penelitian. "Itu harus kami buktikan dulu berdasarkan visum."
NINIS CHAIRUNNISA