TEMPO.CO, Jakarta - Ahli forensik dari Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia, Ferryal Basbeth, mengatakan kasus kematian yang menimpa Deudeuh Alfisahrin bisa saja terjadi karena diawali perampasan barang. Namun polisi harus memastikan adanya barang berharga milik korban yang hilang di tempat kejadian perkara.
"Polisi harus bisa menyisir TKP lebih teliti untuk melihat kemungkinan hilangnya barang," ujar Ferryal saat berbicara via telepon, Selasa, 14 April 2015.
Adanya dugaan perampokan, menurut Ferryal, terlihat dari temuan mulut Deudeuh yang tersumpal kaus kaki. Biasanya, itu terjadi untuk mencegah korban berteriak.
Lalu, luka cekik menggunakan kabel pengering rambut juga menjadi modus yang biasa digunakan pembunuh untuk menghentikan napas korban. Sebab, korban cekik atau jerat biasanya adalah orang lanjut usia, bayi, ataupun perempuan.
Adanya temuan ini, kata Ferryal, diduga terjadi karena saat itu Deudeuh memberontak terlalu keras meski sudah disumpal kaus kaki. Akhirnya, pelaku menggunakan jerat untuk melumpuhkan korban secara total.
Namun pakar dari Universitas Yarsi ini meminta polisi memastikan apakah jerat kabel pada leher Deudeuh menjadi penyebab kematiannya secara signifikan. Sebab, sumpalan kaus kaki juga bisa menjadi penyebab hilangnya nyawa. "Sumpalan membuat terjadinya pembunuhan secara tidak disengaja karena menyumbat oksigen masuk," kata Ferryal.
Ferryal justru ragu jika hilangnya nyawa Deudeuh akibat perilaku seksual sadistis. Sebab, biasanya penyebab pembunuhan ini terlihat dari adanya luka tusukan berkali-kali pada tubuh korban atau multiple stab wound.
Perilaku seksual sadistis, sepengamatan Ferryal, terjadi lantaran adanya motif asmara atau pengaruh narkoba. Karena itu, Ferryal meminta polisi memeriksa, apakah ketika dibunuh, korban dalam keadaan mengandung. "Itu bisa menjadi faktor tambahan jika polisi ingin menyelidiki sebab perilaku seksual. Uji toksikologi juga bisa dilakukan."
Deudeuh Alfisahrin, 26 tahun, ditemukan tewas di kamar kosnya di daerah Tebet, Jakarta Selatan, pada Sabtu malam lalu, 11 April 2015. Saat ditemukan, mulutnya tersumpal kaus kaki dan lehernya terjerat kabel.
ROBBY IRFANY