TEMPO.CO, Jakarta - Setelah membunuh Deudeuh Alfisahrin pada Jumat, 10 April 2015, Muhammad Prio Santoso, 24 tahun, tampak bersikap biasa saja. Dia tetap melakukan aktivitasnya sebagai pengajar bimbingan belajar.
Kepala Unit 1 Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Buddy Towoliu mengatakan, pelaku beraktivitas seperti biasa selama tiga hari masa pengejaran (setelah membunuh). "Dia masih mengajar," kata Buddy, Rabu, 15 April 2015.
Prio pulang ke rumahnya di Bojong Gede, Bogor, setelah membunuh Deudeuh dan membawa barang-barang berharga milik Deudeu. Tapi Prio belum sempat menjualnya.
Bahkan ternyata, pelaku sempat mencoba mengontak perempuan lain untuk diajak bercinta. Melalui akun @santos06yoyo, Prio mengirim pesan kepada akun perempuan lain dengan alamat @rinaagustinee. Isinya "dm rate nya donz".
Cuit itu tercatat terkirim dua hari lalu, tepatnya pada 13 April 2015, pukul 10.11 WIB. Artinya, cuit itu dibuat tiga hari setelah pelaku membunuh Deudeuh dan dua hari setelah jenazah Deudeuh ditemukan.
Prio ditangkap pada Rabu dinihari, pukul 03.30 WIB, di kawasan Bojong Gede, Bogor.
Menurut Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan, pembunuh Deudeuh tega membunuh karena dipicu perkataan Deudeuh. Deudeuh mengatakan Prio berbadan bau.
"Prio dibilang bau oleh Deudeuh," kata Herry, Rabu, 15 April 2015. Mendengar perkataan itu, pelaku marah dan mencekik korban sampai melilit leher korban menggunakan kabel.
Saat mencekik korban, menurut Herry, pelaku sempat mendapat perlawanan. "Jari Prio digigit Deudeuh," ujarnya. Marah Prio semakin menjadi setelah mendapat gigitan itu. Prio pun makin keras menjerat leher Deudeuh menggunakan kabel dan menyumpal mulutnya dengan kaus kaki pelaku.
Deudeuh pun tewas dan Prio meninggalkan korban di kamar. Kejadian tersebut terjadi pada Jumat, 10 April 2015, sekitar pukul 19.00-20.00 WIB.
NINIS CHAIRUNNISA