TEMPO.CO, Depok - Dinas Kesehatan Kota Depok menemukan ada 300 penderita tuberkulosis pada triwulan pertama tahun ini. Tahun lalu, di Depok ada sekitar 1.000 warga yang terjangkit tuberkulosis atau TB (tubercle bacillus).
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan ingin melakukan pemberantasan kasus dan melakukan aneka pencegahan melubernya TB di Kota Depok. "Penderita atau tidak penderita akan dilakukan tindak lanjut untuk mencegah TB. Kami ingin buktikan bahwa data BPS salah, bahwa di Depok saat ini ada sekitar 2.000 penderita TB," kata Nur Mahmudi dalam memperingati Hari TB Sedunia tingkat Kota Depok, Sabtu, 18 April 2015.
Baca Juga:
Mulai hari ini, ucap dia, Pemkot bakal berupaya meningkatkan kapasitas dan pemetaan di setiap wilayah yang terindikasi TB. "Kerja sama ini memerlukan integrasi dengan semua pihak. Terutama dengan RT/RW dan puskesmas untuk melakukan pemetaan TB," tuturnya.
Saat ini diduga ada 800 penderita TB yang ada di Kota Depok, tak seperti data yang diberikan BPS. Sebab, Pemkot telah turun tangan untuk mencegah dan mengobati kasus ini dengan membentuk kader TB di setiap kelurahan.
Ketua Perhimpunan Pemberantasan TB Indonesia (PPTI) dr Anna Rozaliani menuturkan telah melakukan program ketuk 300 pintu di setiap kecamatan untuk mendeteksi warga yang suspek TB. "Sudah berjalan sejak 24 Maret kemarin program ini. Data sedang direkap, masih banyak warga yang suspek TB," ujarnya.
Selain itu, PPTI melakukan bakti sosial untuk mencari warga yang suspek terkena TB. "Dari kegiatan tersebut, ada temuan, diharapkan bisa mencapai target temuan itu. Dan akan kami laporkan ke Dinkes Kota Depok," ucapnya.
Selain itu, pihaknya melakukan penyuluhan dan pemetaan kasus TB yang ada di setiap kelurahan. Bahkan Kota Depok punya laskar remaja untuk mencegah dan memerangi TB. "Laskar remaja ini tidak ada di wilayah lain. Ini yang membedakan Kota Depok dengan wilayah lain dalam memerangi TB," tuturnya.
IMAM HAMDI