TEMPO.CO, Bogor -- Keluarga Muhammad Iqbal, 30 tahun, petugas keamanan Stasiun Pondok Jati yang menjadi korban pemukulan, penumpang yang ditegur karena merokok di area stasiun, mengaku sudah memaafkan Fajar Arif, 42 tahun, pelaku pemukulan yang mengakibatkan korban pingsan dan mengalami luka parah di kepala bagian belakang.
"Saya, suami dan keluarga sudah memaafkan pelaku, meski sudah memukul suami saya hingga jatuh pingsan dan kepalanya harus dijahit," kata Siti Habsah, 28 tahun, Istri Iqbal, saat ditemui Tempo, di rumahnya di Kampung Leuwikotok RT 05/05 Desa Pasirlaja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor, Rabu 22 April 2015.
Bahkan, kata dia, keluarga Fajar Arif, pelaku pemukulan suaminya itu sudah datang ke rumahnya untuk meminta maaf. Petugas keamanan stasiun ini masih harus beristirahat total karena luka parah di bagian kepalanya yang masih harus dibungkus kain perban.
"Tadi malam, (Selasa, 21 April 2015) sekitar jam 07.00 malam, keluarga pelaku datang ke rumah untuk membesuk suami sekaligus meminta maaf," kata dia.
Siti mengatakan, anggota keluarga dari Fazar Arif yang datang ke rumah korban untuk meminta maaf tersebut berjumlah empat orang, "Ada empat orang yang datang ke sini, salah satunya istri pelaku, yang ingin langsung meminta maaf pada suami saya karena perbuatan suaminya," kata dia.
Selain melihat kondisi Iqbal dan meminta maaf, keluarga Fajar itu menyatakan siap bertanggung jawab untuk menanggung biaya pengobatan korban hingga sembuh. "Mereka juga mengatakan akan menanggung biaya pengobatan suami saya, " kata dia.
Namun, istri Iqbal tidak sempat menanyakan identitas dan nama istri Fajar serta ketiga saudaranya saat berkunjung ke rumahnya. "Saya lupa menanyakan nama istrinya siapa, padahal mereka berkunjung kesini hampir 1 jam lamanya," kata dia.
Insiden pemukulan yang dilakukan oleh penumpang KRL tersebut terjadi pada hari Senin 20 April 2015, sekitar pukul 15.00 WIB, pada saat Iqbal tengah bertugas menjadi komandan piket di Stasiun Pondok Jati, Jakarta Timur.
"Saat itu, saya melihat temen saya satu regu sedang menegur penumpang yang sedang merokok, dan tidak dihiraukan oleh pria tersebut, bahkan terkesan menantang," kata dia.
Melihat hal tersebut, Iqbal pun menghampiri pria yang sedang merokok itu, untuk menghimbau dan menegur agar pelaku tidak merokok di dalam stasiun. "Saat saya tegur, ternyata orang itu malah teriak teriak dan sambil berkata jangan mengurusi orang yang sedang merokok, karena ini merupakan area umum " kata dia.
Bahkan pria tersebut, meminta agar Iqbal dan PT KAI untuk memperbaiki kanopi stasiun agar penumpang tidak kepanasan dan kehujanan. "Saya tetap meminta agar orang itu mematikan rokok atau keluar dulu dari stasiun jika ingin tetap merokok," kata dia.
Beberapa saat kemudian, pelaku yang memang memiliki badan yang cukup berotot itu langsung memukul Iqbal mengenai bibir atas sebelah kiri sampai berdarah. "Bahkan pukulan keras itu, mengakibatkan saya terjatuh dan kepala bagian belakang saya membentur tembok, sehingga saya tidak sadarkan diri," kata dia.
M SIDIK PERMANA