TEMPO.CO, Jakarta - Kriminolog dari Universitas Indonesia, Arthur Josias Simon, mengatakan begal kini semakin pintar. Mereka membaca lokasi dan melihat peluang.
Josias berpendapat, begal juga jeli melihat kelemahan koordinasi dua Kepolisian Resor yang berada di wilayah perbatasan. Menurut dia, itu yang menyebabkan terjadinya pembegalan di Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Depok. "Pembegal mengincar lokasi di perbatasan wilayah. Di sana itu dekat dengan Bogor," kata dia ketika dihubungi Tempo, Rabu, 22 April 2015.
Kejadian pembegalan itu menimpa pengawas pom bensin, Endang Suhendar, pukul 13.30, Selasa, 21 April 2015. Pelaku menembak Endang di Jalan Raya Cipayung, Gang Karung. "Sepeda motor dan uang Rp 185 juta dibawa kabur pelaku," kata Kepala Polsek Pancoran Mas, Depok, Komisaris Purwadi. "Pelaku diduga tiga orang."
Josias mengatakan, sebelum melakukan aksinya, pelaku itu sering mengisi bensin di pom. "Mereka mengawasi dan mencirikan siapa, jam berapa orang yang akan membawa uang keluar pom," katanya.
Selain membaca lokasi, kata Josias, pelaku begal itu juga belajar dari penjahat lainnya. Pada Maret 2015, Mulyana, 32 tahun, pegawai pom bensin mengalami nasib yang sama. Uang setoran Rp 250 juta raib digondol pelaku. Mulyana selamat meski mendapat luka di beberapa bagian tubuhnya.
Melihat dua hal kejadian itu, kata Josias, ada indikasi pelaku begal lebih memilih korban yang membawa uang banyak. Selain pengusaha pom bensin, para pengusaha toko-toko lain juga harus waspada. "Jangan membawa uang banyak tanpa pengaman dan hanya menggunakan motor."
HUSSEIN ABRI YUSUF