TEMPO.CO, Jakarta -Maulana Abdul Latif, 12 tahun, tewas di kolam renang GOR Grogol karena tersedot filter sirkulasi air. "Awalnya anak ini ikut taruhan . Saat masuk ke dalam lubang sirkulasi, ternyata mesin menyala dan langsung hilang," kata Ketua RT 13 RW 07, Kelurahan Grogol Nanang Jokowi yang ikut mendampingi keluarga Latif kepada Tempo, Senin 27 April 2015.
Nanang mengatakan Latif yang beralamat di RT 07 RW 12 Kelurahan Kapuk, Cengkareng, masuk ke lobang sirkulasi sendirian. Saat itu, lobang sirkulasi yang berukuran sekitar satu meter kali satu meter tidak dipasangi besi penutup. "Anehnya waktu tim Pemadam Kebakaran, itu besi terpasang," kata Nanang.
Dari hasil pemeriksaan terhadap tiga penjaga kolam di Polsek Tanjung Duren, Kepala Unit Reserse Kriminal Ajun Komisaris Maryadi mengatakan besi penutup saluran dalam kondisi terpasang. Nanang menduga besi penutup sengaja dipasang saat ibu korban mendatangi kolam pertama kali pukul 21.00.
Nanang menuturkan kronologi versi keluarga korban. Latif dan sembilan temannya berenang di kolam renang GOR Grogol pada Minggu, 26 April 2015, pukul 09.00. Mereka lalu bertaruh siapa yang berani masuk ke dalam lobang sirkulasi. Latif masuk ke dalam lobang lalu menghilang, kesembilan rekannya langsung melapor penjaga. "Laporan tidak digubris malah mereka diusir," kata Nanang.
Bingung, sembilan anak-anak tersebut keluar lalu mencoba masuk lagi tetapi kembali diusir. Aktivitas di kolam renang tetap berlangsung hingga pukul 16.00. Kesembilan teman korban lalu ke rumah korban di RT 07 RW 12 Kelurahan Kapuk, Cengkareng sekitar pukul 18.00.
Keluarga korban tiba di GOR Grogol pukul 21.00 WIB berusaha menemui pengelola kolam tetapi tak digubris. Setelah mondar -mandir berjam-jam, Suratmi, ibu korban, berinisiatif menemui ketua RT setempat. "Dia mengetuk pintu rumah saya pukul 01.00 dini," kata Nanang.
Dia dan keluarga korban bergegas menemui penjaga kolam dan meminta pimpinan pengelola datang. Saat itu, disepakati akan membobok paralon guna mengeluarkan tubuh korban dari pipa. "Saya kesal juga karena ternyata tidak ada yang punya denah pipa itu," kata dia. Upaya untuk membobok diurungkan sehingga Nanang menghubungi petugas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat.
Pukul 03.00, tim Pemadam Kebakaran Jakarta Barat datang dengan satu unit truk quick response. Untuk mengeluarkan tubuh Latif, tim ini menyemprot saluran air. Hasilnya nihil. "Kalau yang quick response tekanannya maksimal lima bar, tetapi kalau summersible response itu maksimal sepuluh bar," kata Rompis Romlih, Kepala Sektor Pemadan KebakaranKebon Jeruk yang saat ini sebagai perwira piket Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Barat.
Rompis mengatakan unit summersible response didatangkan pukul 06.00. Tubuh korban berhasil keluar dari saluran sekitar pukul 07.20. "Jalur pipa dibuka, dimasukkan selang, ditekan sehingga jenazah ke luar dari kolam lagi dengan posisi tangan yang lebih dahulu keluar," kata Rompis. Sebelumnya, kolam sedalam dua meter tersebut sudah disedot dulu setengahnya untuk memudahkan evakuasi jenazah.
DINI PRAMITA