TEMPO.CO , Jakarta: Kepala Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah Rawamangun, Jakarta Timur, Slamet Sutopo mengatakan pihak sekolah meminta seluruh siswa SMA Muhammadiyah Rawamangun untuk membuat surat pernyataan terkait pesta bikini yang mencatut nama sekolah mereka. "Semua anak harus buat surat pernyataan, terlibat atau tidak terlibat acara ini di atas materai," kata Slamet usai melaporkan Divine Production di Polda Metro Jaya, Senin, 27 April 2015.
Ia mengatakan surat pernyataan ini disebarkan oleh pihak sekolah kepada siswa kelas 1,2 dan 3 sejak Senin 27 April 2015. "Siswa dikasih waktu seminggu untuk serahkan pernyataan itu," kata Slamet.
Ia mengatakan dari surat penyataan tersebut akan dilakukan pembahasan melalui rapat pleno mengenai sanksi yang akan diberikan kepada siswa. Ia mengatakan keterlibatan siswa akan sangat mungkin mempengaruhi kelulusan siswa nantinya.
Hari ini Slamet beserta dua stafnya mendatangi Polda Metro Jaya. Ia melaporan pencatutan nama SMA Muhammadiyah dalam undangan pesta "Splash After Class" yang diselenggarakan sebuah Event Organizer bernama Divine Production.
"Saya datang untuk melaporkan kejadian pesta bikini yang mencatut nama SMA kami," kata Slamet. Ia mengatakan dalam pelaporan tersebut ia melaporkan Debby Carolina, Manager Keuangan dan Talent Divine Production.
Ia merasa pencatutan nama SMA Muhammadiyah Rawamangun ini merupakan tindakan pencemaran nama baik sekolahnya. "Tidak mungkin sekolah kami mendukung kegiatan-kegiatan yang tidak islami begitu," kata Slamet.
Sementara itu, Pemilik Divine Production, Immanuel Siregar, mengatakan kesiapannya jika polisi menanggil dia dan tim untuk pesta bikini bagi siswa sekolah menengah atas. Menurut dia, tidak ada dasar untuk menuntut EO nya ke polisi. "Acara Splash After Class itu memang untuk murid SMA. Tapi 18 tahun ke atas," kata dia di Kemanggisan, Jakarta Barat, Kamis, 23 April 2015.
Manager Finance dan Talent Divine Production, Debby Carolina, meminta maaf ihwal pesta bikini bertema "Splash Afrer Class" yang menyasar siswa sekolah menengah atas di Jakarta. "Kami mengirim surat permintaan maaf ke setiap sekolah," kata dia, Kamis, 23 April 2015.
MAYA NAWANGWULAN | HUSSEIN ABRI YUSUF