TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu layanan yang tengah getol dikembangkan oleh PT Indosat Tbk adalah uang virtual atau electronic money (e-money) bernama Dompetku.
Layanan ini memungkinkan pelanggan Indosat melakukan transaksi di sejumlah merchant, pembayaran tagihan bulanan, pengisian pulsa, pembelian tiket, serta pengiriman uang melalui telepon pintar.
Dompetku terbagi atas dua layanan, yakni reguler dan premium. Batas saldo pengguna regular adalah Rp 1 juta, sedangkan premium Rp 5 juta. Lantas, bagaimana strategi Indosat dalam membidik pasar?
“Kami mengutamakan pengalaman pengguna terhadap Dompetku,” ujar Chief Executive Officer Indosat Alexander Rusli kepada Tempo di kantornya di Jakarta, Selasa, 28 April 2015.
Pengalaman yang dimaksud Alex antara lain menyangkut kemudahan mengakses Dompetku terkait dengan kualitas data Internet yang memadai. Untuk mempermudah akses itu, Indosat memacu pengembangan infrastruktur.
Kemudahan dari segi fitur juga akan diutamakan. Setiap pengguna Indosat, kata Alex, secara otomatis terdaftar sebagai pengguna Dompetku. Mekanisme ini memudahkan pengguna karena tak perlu mendaftar terlebih dahulu untuk menggunakan Dompetku.
Alex meyakini tren e-commerce bakal memacu perkembangan Dompetku dalam waktu singkat. “Memang butuh waktu dua-tiga tahun sampai masyarakat benar-benar terbiasa dengan layanan keuangan mobile,” kata Alex.
Alex mencontohkan, proses ini serupa dengan edukasi terhadap masyarakat agar menggunakan kartu debit atau kredit ketimbang membawa uang tunai.
Menurut Alex, kontribusi Dompetku terhadap pemasukan Indosat masih sangat kecil. Sayangnya, dia enggan mengungkap persentase pemasukan itu.
Alex menyebutkan saat ini penyumbang terbesar pemasukan Indosat berasal dari layanan konsumen perorangan, yakni sebesar 80 persen. Sedangkan sisanya berasal dari konsumen korporasi.
SATWIKA MOVEMENTI | MARTHA SILABAN