TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Arie Budiman mengatakan isu kebocoran soal menjelang pelaksanaan Ujian Nasional siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama sengaja diembuskan pihak tak bertanggung jawab.
Arie meyakini hampir 99 persen orang tua dan siswa peserta ujian tak begitu peduli soal kebocoran soal. "Ada pihak yang memanfaatkan periode serta momentum ini. Motifnya ya transaksi bisnis dan lain-lain," ujar Arie kepada Tempo, Minggu, 3 Mei 2015.
Arie yakin sistem pembuatan soal ujian yang dibuat Kementerian Pendidikan sudah cukup menjamin keamanan adanya potensi kebocoran. "Varian soal banyak, ada 20 sampai 40 varian soal. Anak yang ikut ujian bisa saja mendapat soal berbeda dengan yang ada di depan atau belakangnya, bahkan dengan yang duduk di sampingnya," kata Arie.
Arie menjelaskan mekanisme percetakan dengan penyegelan dari soal hingga pengepakan sudah memberi jaminan tak ada kebocoran, hingga dibuka di hadapan siswa beberapa saat menjelang ujian dilaksanakan. "Prosedur dan mekanisme pengiriman soal selama ini sudah baik. Ditambah sistem pengawasan yang lebih disiplin. Rasanya bagaimana mungkin ada kebocoran," kata Arie.
Arie mengatakan jika ada kasus kebocoran soal, mengapa tidak pernah ada nama atau kelompok yang ditangkap dan dihukum. Lagipula, menurut dia, dari mana siswa tahu kunci jawaban yang dia punya itu akan cocok dengan soal yang ia dapatkan. Atau jika siswa sudah mendapat bocoran soal, bagaimana dia memastikan soal tersebut akan sesuai dengan soal yang ia kerjakan saat ujian.
"Cuma isu, jangan mudah terpengaruh. Sampai sekarang juga kan tidak pernah mendapat laporan adanya kebocoran," ucap Arie.
AISHA SHAIDRA