TEMPO.CO, Jakarta - Gedung SMP Negeri 65, Sunter, Jakarta Utara, yang terbakar pada Selasa, 16 April 2015, membuat siswa kelas tiga sekolah tersebut harus mengungsi untuk melaksanakan ujian nasional. Kondisi sekolah yang bagian aula lantai satu dan atapnya rusak berat kini belum diperbaiki.
"Masih tunggu hasil lelang, kira-kira bulan Juni mulai," kata Kepala Suku Dinas Pendidikan DKI Arie Budhiman saat ditemui seusai kunjungan ke SMP Negeri 65 Jakarta Utara, Senin, 4 Mei 2015.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta Arie mengawasi jalannya lelang serta dokumen kontrak yang akan dilakukan dengan kontraktor. Alasannya, Ahok tak ingin apabila kontraktor melakukan penyelewengan dana sehingga membuat kualitas bangunan sekolah berkurang.
"Saya mau rehab di sini tuntas sekali jalan, tak ada bolong sana-sini," kata Ahok.
Ahok juga memerintahkan Arie mencari dokumen kontrak lama soal pembangunan sekolah pada 1992 untuk mengetahui apakah kontraktor lama serius saat mengerjakan bangunan sekolah ini. Ahok meminta konstruksi gedung, pemasangan kabel, dan beban konstruksi juga dicek.
Ahok mencurigai adanya permainan kontraktor dalam pembangunan gedung sekolah. Banyak kasus kontraktor yang mengoper-oper pengerjaan gedung sehingga membuat banyak bagian gedung yang terpangkas anggarannya. Dalam kasus SMPN 65, dia mencurigai ada masalah dengan kondisi bangunan yang rapuh. "Masa hanya karena kabel terbakar, hampir semua sekolah hangus?" kata dia.
Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara Wilayah I (Kecamatan Tanjung Priok, Pademangan, dan Penjaringan), Mustafa Kemal, mengatakan kerugian materi akibat kebakaran itu mencapai Rp 2,8 miliar karena seluruh bagian atas sekolah yang terbuat dari kayu kaso hangus terbakar.
Saat rehab gedung nanti, menurut Mustafa, atap akan dipasang baja ringan. Hal ini akan membuat dana yang dibutuhkan bertambah sekitar dua kali lipat dari kerugian awal.
YOLANDA RYAN ARMINDYA