TEMPO.CO, Depok - Garis polisi masih membentang di kamar kos Nomor 208 Wisma Widya, Beji, Depok, tempat Akseyna Ahad Dori, kos.
Sudah lebih dari dua bulan sejak mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia itu, ditemukan tewas, polisi belum bisa mengungkap misteri kematiannya di Danau Kenanga UI, akhir Maret lalu.
Maryamah, 37 tahun, penjaga Wisma Widya, menginginkan kasus ini cepat terungkap. Selain karena rugi lantaran kamar tempat Akseyna tidak ditempati, ia pusing karena terus dikejar-kejar untuk dimintai keterangan.
Senin malam, 1 Juni 2015, Maryamah diminta mendatangi kantor polisi untuk dimintai keterangan. Maryamah mengungkapkan apa yang dirinya ketahui kepada pihak kepolisian.
"Saya baru satu kali dipanggil. Bapak sudah dua kali. Kalau polisi dan wartawan yang datang ke kosan sudah tidak terhitung," kata Maryamah saat ditemui Tempo di Wisma Widya, Selasa 2 Juni 2015.
Awalnya, Maryamah tak menyangka bila mayat yang di temukan di danau UI, adalah Akseyna. Ia baru tahu jenazah itu salah seorang anak yang menempati salah satu kamar di Wisma Widya, Senin sore (30 Maret 2015), atau empat hari setelah Akseyna menghilang.
Terakhir terlihat di Wisma Widya, Askseyna sedang mengambil minum pukul 24.00 WIB, di lantai bawah. Itu pun, yang melihat Akseyna mengambil minum suaminya, Edi Sukardi, 42 tahun.
Maryamah berharap agar kasus ini cepat terungkap. Ya kalau terbunuh, kata dia, biar cepat diketahui pembunuhnya. Dan kalau bunuh diri apa penyebabnya.
"Setiap hari saya berdoa, puasa Senin-Kamis juga, saya doakan biar cepat terungkap. Soalnya, saya juga pusing ditanya-tanya terus," ucapnya. "Biasanya kalau berapa minggu sudah terungkap. Kalau terdengar dibunuh biasanya cepat. Tapi, polisi yang menentukan."
IMAM HAMDI