TEMPO.CO ,Bekasi: Pemerintah Kota Bekasi dan Kota Depok akan merazia dan memulangkan pengemis ke daerah asalnya. “Kalau dibiarkan, mereka merusak keindahan kota,” kata Dalfi, Kepala Sub-Bagian Perencanaan Dinas Sosial Kota Bekasi, pada Jumat lalu.
Sebelum dipulangkan, kata Dalfi, pemerintah akan memasukkan para pengemis ini ke Panti Sosial Bulak Kapal di Bekasi Timur untuk membekali mereka dengan keahlian. Menurut Dalfi, para pengemis ini sejenis pengemis musiman karena muncul hanya saat bulan Ramadan.
Sejak puasa dimulai pada Kamis lalu, para pengemis kian banyak di sekitar lampu merah Kota Bekasi. Mereka berkumpul dan mengemis di Jalan Ahmad Yani, Jalan Cut Mutia, Joyo Martono, Juanda, dan Jalan Sudirman. Para pengemis juga bergerombol di halaman Masjid Agung Al-Barkah dan masjid Islamic Center Bekasi.
Dalfi mengimbau warga Bekasi untuk tak memberikan uang kepada pengemis. Ia menyarankan agar sedekah diberikan melalui lembaga sedekah resmi yang dikelola swasta atau pemerintah. “Supaya tepat sasaran,” kata dia.
Dalfi menduga mereka adalah gelandangan dari Jakarta. Selama Ramadan, kata dia, pengemis musiman juga memenuhi Ibu Kota sehingga mereka tersisih dan lari ke kota-kota di sekitarnya, seperti Depok dan Bekasi.
Pemerintah Kota Depok juga cukup kewalahan menghadapi ratusan pengemis dadakan tersebut. Kepala Bidang Sosial Ketenagakerjaan dan Sosial Dinas Sosial Kota Depok, Ani Rahmayanti, mengatakan pihaknya tengah menyiapkan tim untuk merazia dan memulangkan mereka. “Untuk pengemis dari luar Jawa, kami akan koordinasi dengan pemerintah Jakarta,” kata dia.
Di Depok, para pengemis bermula dari gelandangan yang telantar saat mencari keluarganya. Menurut Ani, dari razia setiap bulan, diperoleh data sebagian gelandangan dan pengemis adalah istri yang mencari suaminya namun tak ditemukan. Mereka juga tak bisa kembali ke kampung karena tidak punya ongkos.
Setiap bulan Dinas merazia setidaknya 25 pengemis. Pada 2014 jumlahnya 380 orang, terdiri atas 110 pengemis, 45 gelandangan, dan 225 anak jalanan. Mereka berpusat di Kampung Lio, Pancoranmas, Jalan Margonda, dan Jalan Raya Bogor.
ADI WARSONO | IMAM HAMDI