TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Terminal Pulogadung Simon Ginting mengklaim terminalnya bebas dari calo tiket. Sebab, kata Ginting, ia sering berkoordinasi dengan kepolisian untuk mencegah calo berkeliaran.
"Saya juga sudah mengimbau seluruh petugas PO (perusahaan otobus) agar seluruh karyawannya memakai seragam sehingga bisa dibedakan dengan calo," kata Ginting, Ahad, 12 Juli 2015.
Ia menuturkan tak akan memberi toleransi kepada calo yang tertangkap tangan beroperasi di terminal. "Sebab itu akan merugikan penumpang sendiri karena harga yang ditawarkan sangat mahal," kata Ginting. Selain itu, kata dia, apabila membeli di calo tidak ada jaminan yang akan diberikan jika terjadi komplain.
Menurut pengamatan Tempo, saat menginjakkan kaki ke dalam Terminal Pulogadung, seseorang akan dikerubuti oleh orang-orang yang menawarkan tiket. Ketika turun dari halte Transjakarta, beberapa orang yang duduk santai akan langsung mengenakan kemeja seragam PO tertentu lalu menawarkan tiket. Jika calon penumpang tidak menyebutkan tujuan, akan terus dikepung hingga orang tersebut dipastikan tidak berminat membeli tiket.
Cara lainnya, calo akan jemput bola dengan menanyakan tujuan perjalanan calon penumpang. Jika seseorang yang turun dari halte Transjakarta tidak kunjung menyebutkan tujuan, akan langsung diberi tahu, "Kalau tiket ke Jawa di sebelah sana, di seberangnya tiket ke Sumatera." Setelah itu, "karyawan PO" tadi akan membuntuti calon penumpang hingga akhirnya dia mengetahui tujuan ke Jawa atau Sumatera lalu kembali menawarkan tiket.
Sudarni, 42 tahun, petugas loket PO SAN tujuan Jakarta-Bengkulu mengatakan tidak ada calo tiket di Pulogadung. Ia menjelaskan karyawan PO yang menawarkan tiket berbeda dengan calo. "Kalau calo dia beli sendiri harga Rp 500 ribu dia jual ke penumpang lain harga Rp 600 ribu, itu calo. Kalau mereka kan cuma mengarahkan ke loket, nanti petugas di loket kayak saya yang menentukan dia naik bus yang mana dan duduk di bangku berapa," kata Sudarni.
Ia memberikan tip kepada calon penumpang agar tidak diikuti terus-menerus atau didesak-desak oleh karyawan tiket. "Tinggal bilang aja mau ke Bengkulu, nanti yang karyawan bus Palembang, Jambi, atau Lampung akan minggir sendiri," kata Sudarni. Ia mengatakan wajar jika petugas akan menempel ketat calon penumpang. "Soalnya berharap itu tujuan dia makanya langsung aja bilang mau ke mana atau mau ke loket PO apa," kata Sudarni.
DINI PRAMITA