TEMPO.CO, Makassar - Suasana murung dan berduka masih menyelimuti rumah Tiara di permukiman kumuh dan padat di Jalan Rappocini Lorong 1 Gang 1 Makassar. Kepergian Tiara, bocah yang tewas dianiaya oleh ayah kandungnya sendiri Rudi Haerudin, menyisakan duka yang mendalam pada diri ibu kandungnya, Ani. Ia pandangi foto putri sulungnya itu, yang pergi begitu cepat, di usia 12 tahun, dengan cara tragis.
Sementara itu, anak-anak di sekitar tempat tinggal Tiara, juga bersedih dengan kepergian Tiara. Mereka merasa kehilangan teman bermain yang baik.
Ifa, salah satu teman bermain Tiara, yang tinggal dekat rumah Tiara, menceritakan kenangan bermain bersama Tiara. Ia mengatakan bahwa ia dan teman-temannya rindu bermain dengan Tiara. “Kami rindu ingin bermain dengan Tiara. Dia anak yang baik dan suka membantu," kata Ifa.
Sementara itu, hingga saat ini, pelaku penganiayaan yang menyebabkan korban tewas, yakni Rudi Haerudin, 35 tahun, masih dalam pengejaran pihak kepolisian. Diduga, Rudi Haerudin masih berada di Makassar. Bahkan, Ani, ibu kandung Tiara, mendapat laporan bahwa suaminya masih sering berkeliaran di sekitar tempat tinggalnya.
Ani mengaku takut jika suaminya menganiaya dirinya. Karena itulah, Ani mengatakan sampai sekarang dirinya masih takut keluar dari rumah. "Saya takut ketemu di jalan dan dianiaya oleh Rudi,” kata Ani.
Menurut Ani, menjelang Lebaran, ia ingin sekali pergi ke makan Tiara. Tapi keinginannya ditunda sampai suaminya ditangkap. Apalagi, menurut Ani, ada yang melihat Rudi Haerudin datang ke makam Tiara meski hanya dari kejauhan.
Ani juga mengatakan, sebagai bentuk rasa bersalah karena tidak bisa melindungi anaknya, Ani sudah membelikan baju Joda. Baju yang diminta Tiara sebelum meninggal.
MUHAMMAD YUNUS