PGC memiliki sepuluh lantai yang berdiri di lahan 1,9 hektare dan luas bangunan 110 ribu meter persegi. Pusat grosir terbesar di Jakarta Timur ini memiliki lebih dari 2.000 kios dengan tempat parkir empat lantai yang menampung 4.000 mobil.
Kamera-kamera itu dipasang di titik-titik keramaian, pintu masuk dan keluar, juga lorong-lorong antarkios. Di situlah Shintya dan penculiknya terekam kamera. Butuh tiga jam bagi petugas jaga menemukan gambar Shintya ketika ibunya melapor telah kehilangan anak sulungnya itu.
Di luar kamera yang disediakan pengelola, kata Maruli, setiap kios juga memasang kamera pengawas. Secara rutin, ada petugas khusus yang mengingatkan para pengunjung melalui pelantang suara agar menjaga anak-anak mereka.
Selain kamera dan pengeras suara, di PGC terdapat 125 personel keamanan yang bekerja dalam dua shift. Mal ini dibuka sejak pukul 10 pagi dan tutup pada pukul 9 malam. Jam buka mal diperpanjang satu jam pada Sabtu. Petugas patroli, kata Maruli, ada yang berseragam dan berpakaian preman. “Yang tak berseragam ini berkeliling ke setiap sudut mal memantau pergerakan pengunjung,” katanya.
Yayat Supriyatna menambahkan, kamera juga perlu dipasang di luar mal agar bisa mengawasi gerak-gerik pengunjung hingga ke jalan. Jadi, ketika terjadi penculikan atau kejahatan, rekaman peristiwanya bisa dijadikan bahan oleh polisi untuk melacak para pelaku kriminal.
Sebab, data penculikan anak kian mencemaskan. Menurut Arist, motif penculikan bermacam ragam. Sepanjang 2010-2014, ada 472 laporan kehilangan anak dengan motif adopsi, meminta tebusan, menjadikannya pengemis, eksploitasi seksual, hingga organ tubuhnya dijual. “Dan itu tak hanya di kota, di Banjarnegara ada anak diculik dengan modus seperti di kota,” kata Arist.
MAYA NAWANGWULAN| HUSSEIN ABRI YUSUF