TEMPO.CO, Garut - Tersangka pembunuh Hayriantira, Andi Wahyudi, 38 tahun, membeberkan kronologi pembunuhan terhadap Rian, sapaan akrab asisten pribadi bos PT XL Axiata itu. Andi mengaku pembunuhan terhadap perempuan cantik berusia 37 itu bermula dari ejekan.
Andi menuturkan saat itu mereka berada di kamar nomor 5 Hotel Cipaganti. Menurut cerita Andi, Rian mengajak berhubungan intim, tapi ditolak Andi. Penolakan itu membuat Rian mengejeknya sebagai penyuka sesama jenis.
"Kata-katanya diulang terus. Saya juga enggak nyangka bisa melakukan itu," katanya, Kamis, 6 Agustus 2015. Penghinaan itu membuat Andi mengambil bantal dan membekap wajah Rian. Saat itu, Rian dalam posisi tertidur di kasur.
Rian pun kehabisan napas dan meninggal. Andi mengaku sempat kebingungan sehingga terdiam beberapa lama. Lalu dia melepas semua pakaian Rian dan menaruh jasadnya di bak mandi yang berisi air panas. Tujuannya untuk menghilangkan jejak.
Andi kemudian merapikan semua barang korban dan membawanya. Dia hanya meninggalkan sebuah pakaian bermotif bunga warna biru dan celana dalam warna hitam. Dia pergi meninggalkan hotel dan membuang barang milik Rian di dekat sebuah terminal besar di Garut. "Saya tak ingat terminal apa," ujarnya.
Kepolisian masih mendalami keterangan Andi. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Khrisna Murti mengatakan kepolisian memiliki kecurigaan pembunuhan ini berencana. Beberapa di antaranya adalah fakta Andi dan Rian pergi menggunakan mobil dengan pelat palsu, Andi menggunakan nama palsu saat masuk hotel, Andi menguasai mobil korban, dan membuat surat kuasa palsu. Hal itu masih dalam penyelidikan kepolisian.
Sebagai barang bukti, polisi sudah mengamankan pakaian dan celana dalam korban, bantal yang digunakan untuk membekap, seprai di kamar itu, dan tiga puntung rokok. Andi akan kembali ditahan di Jakarta dan menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.
NINIS CHAIRUNNISA