TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah wanita yang menjadi kurir narkoba melonjak dua kali lipat. Pada 2014, Badan Narkotika Nasional mencatat ada 82 orang wanita yang tertangkap karena menjadi kurir narkoba.
Juru bicara Badan Narkotika Nasional, Slamet Pribadi, mengatakan jumlah itu meningkat 50 persen dari 2013 yang mencapai 46 orang. "Saat ini jumlah wanita yang menjadi kurir narkoba sama banyaknya dengan laki-laki," kata Slamet di BNN, Jumat, 7 Agustus 2015.
Direktur Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal Deddy Fauzi Elhakim mengatakan jaringan narkoba yang memanfaatkan kurir wanita Indonesia ini jaringan Nigeria. "Manajemen sindikat Nigeria melakukan berbagai cara dengan menggaet wanita separuh baya."
Modus yang dilakukan jaringan Nigeria agar wanita Indonesia mau menjadi kurir narkoba adalah dengan dipacari dan dicukupi kebutuhannya. "Jadi sambil menyelam minum air, mereka (wanita) dipacari dulu, disenangin, bahkan sampai ada yang dinikahi," kata dia.
Menurut Deddy, jika wanita Indonesia itu tak tertarik untuk dipacari atau dinikahi, maka jaringan Nigeria ini membujuknya dengan iming-iming uang. "Setiap 1 gram sabu, diupah Rp 50-70 ribu."
Sebelumnya, BNN menangkap dua wanita yang menjadi kurir narkoba, Indah Ratna, 36 tahun dan Nurhayati, 28 tahun. Indah ditangkap di Sawangan, Depok, pada Jumat, 26 Juni 2015, dengan barang bukti 3.980 gram sabu, yang diselundupkan dalam tas wanita.
Indah mengaku menyelundupkan sabu itu atas perintah kekasihnya warga Nigeria bernama Nonso. "Tersangka N masih dalam pengejaran," ujar Slamet. Sedangkan, Nurhayati, 28 tahun, ditangkap di kawasan Paseban, Jakarta Pusat, pada 30 Juli 2015.
Saat ditangkap Nurhayati membawa satu koli besar tas wanita berisi 984 gram sabu. Ia mengaku diperintahkan warga Nigeria berinisial Y. Namun, Nurhayati mengaku belum pernah bertemu Y, karena baru sekali menyelundupkan sabu atas perintah Y. "Y belum diketahui keberadaannya, masih buron," kata Slamet.
AFRILIA SURYANIS