TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Tanjung Duren Ajun Komisaris Antonius menyatakan hasil pemeriksaan sampai hari ini masih mengarah bahwa Yobi Fauzi berniat bunuh diri. "Kalau didorong pasti ada perlawanan. Jatuhnya enggak jauh. Ini kemungkinan meloncat sendiri," kata Antonius di kantornya, Tanjung Duren, Sabtu, 8 Agustus 2015.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal di lokasi kejadian perkara dan keterangan sejumlah saksi, Antonius mengatakan, besar kemungkinan mahasiswa Universitas Trisakti itu sejak awal berniat mengakhiri hidupnya sendiri. "Saksi dari keluarga menyatakan korban putus dengan pacarnya karena tidak mendapatkan restu orang tua.”
Keributan yang didengar petugas kebersihan dari kamar Yobi sebelum kejadian bukan pertengkaran antara Yobi dan mantan pacarnya. "Itu Yobi yang saat itu sedang membantah nasihat kakak sepupunya untuk segera melupakan mantan pacarnya. Kebetulan suaranya kencang," ujarnya. Kesaksian itu menurut Antonius berdasarkan keterangan Priska, kakak sepupu Yobi.
Antonius menegaskan, penyidik kepolisian masih akan terus mengusut kasus tersebut, termasuk mencari mantan kekasih Yobi, serta menyelidiki isi ponsel korban. "Kami masih akan terus menyelidiki seluruh barang bukti dan menelusuri tempat kejadian perkara," ucap Antonius.
Berdasarkan pengamatan Tempo, lokasi jatuhnya Yobi di lobi Apartemen Royal Mediterania, Jakarta Barat, sudah dibersihkan oleh petugas kebersihan dari apartemen. Tidak ada lagi tampak tanda-tanda bahwa di tempat itu pernah terjadi peristiwa bunuh diri, yang sempat menghebohkan warga sekitarnya.
Yobi adalah mahasiswa Teknik Informatika di Universitas Trisakti. Pemuda berusia 23 tahun itu ditemukan tewas setelah jatuh dari lantai 28 Apartemen Royal Mediterania, Jakarta Barat. Yobi jatuh tanpa mengenakan sehelai busana.
RADITYA PRADIPTA