Salah seorang juru parkir mengatakan dalam sehari mereka mendapat minimal Rp 3 juta dengan banyaknya kendaraan yang keluar-masuk. “Kami bagi rata untuk empat juru parkir,” kata dia. “Untuk makan.” Empat juru parkir itu berjaga secara bergantian. Dua orang jam pagi hingga pukul 18.00 dan dua yang lain berjaga hingga pukul 22.00.
Sekretaris DPRD, Ahmad Sotar Harahap, mengatakan sebenarnya ada enam juru parkir yang menyebar rata di setiap lantai parkiran. Selain empat orang di parkiran sepeda motor, dua lagi bertugas di parkiran mobil yang memakan dua lantai.
Menurut Sotar, sejak diresmikan dua tahun lalu, parkir di gedung DPRD gratis. Ia mengatakan, tak ada sepeser pun uang parkir masuk ke kantongnya. “Tidak ada pungutan. Pengendara yang enggak ngasih juga tak apa-apa,” kata dia.
Baca juga:
Habis Ribut, Dor! Tentara Itu Tewas, Polisi-TNI Tegang Lagi
DITEMUKAN: Selain Tuhan Banyuwangi, Ini Tuhan dari Lumajang
Uang parkir dari para pengendara, kata Sotar, diambil para juru parkir itu karena sekretariat tak bisa menggaji mereka. Karena potensinya yang besar, Sotar berencana menggandeng Unit Pelaksana Teknis Perparkiran Dinas Perhubungan agar uangnya masuk ke kas daerah. “Kami akan koordinasi dulu,” kata dia.
Sunardi Sinaga, Kepala UPT Parkir, menyambut baik rencana Sotar itu. Sebenarnya, kata dia, UPT Parkir telah mengkaji penerapan parkir yang dipungut biaya di setiap kantor pemerintah, sekaligus sebagai pengendalian kendaraan bermotor. Ia memprediksi pegawai akan beralih ke transportasi publik jika diterapkan sistem parking meter. “Mereka akan berpikir ulang membayar parkir yang mahal,” ucap dia.
ERWAN HERMAWAN
Baca juga:
Neelam Gill , Inikah Pacar Baru Zayn Malik?
Kenapa Mourinho Keok Hadapi Deretan Pelatih Berinisial P?