TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal mengatakan masih menyelidiki penemuan bom di Kalimalang, Jakarta Timur.
Menurut Iqbal, hasil penyidikan sementara menyatakan rangkaian bom itu tak memiliki unsur peledak seperti bubuk mesiu. "Benda yang diduga bom enggak ada unsur peledaknya, bukan bom," kata Iqbal, Senin, 31 Agustus 2015.
Iqbal menuturkan, bunyi yang terdengar saat benda tersebut diledakkan oleh tim Gegana tak mengindikasikan benda tersebut tidak mengandung bahan peledak. Jarak antara lokasi penemuan bom dan Mall Cipinang Indah hanya berjarak sekitar seratus meter. "Motifnya apa sedang diselidiki," kata Iqbal.
Semula kepolisian menduga bom yang ditemukan di sekitar Kalimalang, Cipinang Melayu, Jakarta Timur, pada Sabtu, 30 Agustus, tersebut bukan dirakit pelaku yang iseng.
Sebab, saat ditemukan, benda itu memiliki penampakan mirip peledak yang dirakit orang yang paham tentang bom. “Letak tiap komponen, seperti baterai yang menempel di batang besi, seperti rakitan profesional,” kata Kepala Kepolisian Resor Jakarta Timur Komisaris Besar Umar Faruq kepada Tempo, Minggu, 30 Agustus 2015.
Saat bom itu ditemukan, warga Cipinang Melayu geger. Mulanya, benda itu dipungut dari dasar sungai di kedalaman satu meter saat warga sedang kerja bakti memasang sarana lomba peringatan kemerdekaan Indonesia. Benda itu terinjak warga bernama Hasan, 37 tahun.
Umar menjelaskan, saat diangkat, benda itu masih dalam bungkusan plastik. Di dalamnya, batang seperti senter tersebut terhubung baterai dengan kabel berwarna kuning-hijau. Kabel-kabel itu tampak menyembul dari plastik. “Kandungan bahan tertentu dalam batang mirip senter itu masih diselidiki tim Gegana Kepolisian Metro Jaya,” ucap Umar.
Ihwal benda itu tak meledak saat diinjak, Umar menduga akibat lama terendam di dasar sungai. Jadi baterai dan komponen lain kemungkinan korslet.
Meski begitu, polisi tak mau ambil risiko. Tim Gegana, tutur dia, langsung meledakkan benda tersebut. “Tim menembak benda itu, sehingga rangkaiannya rusak,” katanya.
DINI PRAMITA | RAYMUNDUS RIKANG