Polisi tiba dan langsung menggiring si perampok ke Kepolisian Sektor Cipayung dengan membawa taksi. Melihat korban perampokan yakni sang sopir yang terkena bacok di leher dan rahangnya, Nursyahbani segera berinisiatif untuk membawanya ke rumah sakit. "Saya suruh masuk taksi saya cepat-cepat," kata dia.
Dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Haji, Pondok Gede, Nursyahbani sempat menahan mual akibat bau anyir darah. Sesampainya di UGD, sopir taksi langsung ditangani pihak rumah sakit.
Nursyahbani memprotes prosedur aparat kepolisian yang tak membawa korban ke rumah sakit, seusai meringkus si perampok. Menurut dia, korban yang terluka di tempat kejadian seharusnya jadi prioritas polisi. Kisah kekecewaannya terdengar ke polisi.
Tak disangka, Kepala Kepolisian Resor Jakarta Timur Komisaris Besar Umar Faroq yang mengetahui kisah ini langsung menghubunginya. "Dia minta maaf dan berterima kasih. Lalu mengabarkan perampoknya sudah diperiksa," kata Nursyahbani.
Nursyahbani berharap ke depan kepolisian akan lebih memperhatikan korban daripada barang bukti. "Mungkin kita harus kampanye: Polisi, Utamakan Korban," kata dia.
Berita Menarik:
Heboh Tren Remaja Seksi, Cuma Berbaju Kantong Plastik Tipis!
Benar-benar Ajaib, Cangkang Telur Ini Membentuk Huruf 'Allah'
Menanggapi kritikan Nursyahbani, Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Umar Faroq menjelaskan duduk perkaranya. "Tak ada kesalahan prosedur saat itu, anggota yang kebetulan lewat sudah melakukan hal yang benar," kata Umar saat dihubungi Tempo, Rabu, 2 September 2015.
Selanjutnya, Nursyahbani kecewa karena polisi tak menolong korban...