TEMPO.CO, Jakarta - Kebayoran Lama merupakan salah satu dari enam kecamatan di Jakarta yang masuk zona bahaya satu serbuan rayap. Ini hasil penelitian Prof Dr Dodi Nandika, dosen Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
"Jutaan rayap saat ini sudah menyerang dan menggerogoti sebagian besar bangunan yang ada di wilayah Jakarta," kata Dodi, pakar rayap, di kampus IPB, Baranangsiang, Bogor.
Atikah, warga RT 01 RW 01, Kecamatan Kebayoran Lama, merasakan serbuan rayap itu. Lantai dua rumahnya yang terbuat dari kayu dan papan tebal, keropos dimakan rayap. Padahal baru tahun lalu dia mengganti kayu di lantai dua.
"Awalnya saya kira bunyi kretek-kretek dari lantai dua itu dari listrik. Waktu di cek sama tukang, ternyata itu rayap dari lantai," ujar Atikah di rumahnya, Selasa, 15 September 2015.
Berita Menarik:
Wah, Ada Kalajengking Merah Raksasa di Planet Mars?
Dahsyat! Lihat, Lubang Bekas Hantaman Meteor Itu Seluas Kota
Atikah mencoba membasmi hama rayap dengan caranya sendiri. Dia oleskan minyak tanah pada kayu dan rayap itu biasanya hilang. Dia heran dengan serbuan rayap di rumahnya karena biasanya hewan ini muncul saat kondisi udara lembap.
Serbuan rayap juga menyerang rumah dan warung milik Muhamad Dahlan, warga Kelurahan Grogol Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama.
"Seumur-umur, dari saya kecil, baru sekarang ini rumah banyak rayap," ujarnya, Selasa, 15 September 2015. Sejak tiga bulan lalu, warung dan rumahnya diserbu rayap.
Awalnya, tetangga memberi tahu kalau rumah dan warungnya banyak rayap. Dia memeriksa ke dalam warungnya, "Eh kardus-kardus di warung sudah bolong-bolong," ujarnya.
Lain lagi dengan Asiyah, warga RT 14 RW 01. Rayap menyerang lemari pakaian. "Rumah saya tembok, tidak ada kayunya, jadi tidak diserang rayap." Pihak kecamatan belum menerima laporan warga terkait dengan serangan rayap. "Belum ada laporan yang masuk," ujar Abdul Karim, Kasi Pemerintahan Kecamatan Kebayoran Lama.
EGI ADYATAMA
Artikel Menarik:
Kiamat Segera Datang? Tiga Hal Ini yang Terjadi pada 28 September
Ada UFO Sepanjang 60 Meter Terkubur Salju Benua Antartika?