TEMPO.CO, Jakarta - Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta Selatan menutup empat putaran di sepanjang Jalan Dr Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan. Penutupan dilakukan menyusul kepadatan yang kerap terjadi karena banyaknya titik putaran.
Kepala Sudin Perhubungan dan Transportasi Jakarta Selatan Priyanto mengatakan, hal ini dilakukan untuk meniadakan konflik yang kerap terjadi di jalan tersebut. "Dengan hilangnya putaran, diharapkan kepadatan dapat berkurang," kata dia, Selasa, 15 September 2015.
Selama ini, Priyanto mengatakan, pihaknya kerap menerima keluhan dari aplikasi Qlue terkait dengan kepadatan yang selalu terjadi di Jalan Dr Saharjo setiap sore. Setelah dianalisis, penyebab kepadatan adalah banyaknya putaran di sepanjang jalan itu.
Karenanya, empat putaran di jalan itu ditutup agar tak banyak terjadi konflik kendaraan. Putaran yang ditutup adalah putaran yang berada di dekat Jalan Menteng Pulo Raya, dekat Jalan Akabri, dekat Jalan Subur Raya, dan dekat Jalan Rambutan.
Kendaraan dari arah Pancoran tidak dapat lagi berputar di putaran-putaran tersebut. Mereka diarahkan untuk berputar di dekat Jalan Minangkabau. Sedangkan dari arah Manggarai dapat berputar di dekat Balai Sudirman.
Mulai hari ini hingga empat hari ke depan, Sudin dan Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Selatan melakukan uji coba penerapan rekayasa lalu lintas tersebut. Di lapangan, dapat dikatakan simpul-simpul kemacetan memang terurai.
Wakil Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Widiatmoko mengatakan, rekayasa ini cukup membuat arus lalu lintas lebih lancar. "Seperti dilihat, arus kendaraan sekarang mengalir. Biasanya pasti tersendat bahkan padat sejak dari Pancoran," kata dia.
Sementara uji coba ini, Widi mengatakan, pihaknya akan menempatkan anggotanyadi lokasi putaran yang ditutup. Sebab, movable concrite barrier (MCB) yang terpasang masih sementara. "Belum dipasang yang beton," ujarnya.
Apalagi selama ini, kata Widi, setiap putaran itu dijaga oleh pak ogah. "Kami jaga-jaga agar MCB itu tak dipindahkan atau digeser," ujarnya.
Salah satu pengendara sepeda motor, Kartika, 25 tahun, mengatakan dia merasa kerepotan dengan pemberlakuan rekayasa ini. "Ya mutarnya jadi lumayan jauh yah," kata dia.
Jaraknya sekitar 500 meter dari tempat dia biasa berputar di Jalan Menteng Pulo Raya. Kartika yang hendak berbelok ke Menteng Pulo, harus lebih dulu berputar di dekat Balai Sudirman baru belok kiri langsung ke Menteng Pulo. Namun, diakui juga olehnya, putaran yang ada di Jalan Dr Saharjo kerap membuat kepadatan.
Priyanto mengatakan, setelah lima hari dilakukan uji coba, pihaknya akan melakukan evaluasi. "Sejauh ini positif. Nanti akan kami evaluasi sebelum diterapkan permanen," kata dia. Rekayasa ini diberlakukan setiap hari kerja pada pukul 16.00-20.00 WIB.
NINIS CHAIRUNNISSA