Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Disebut Ahok Berotak Kelas 2, Ini Reaksi Aneh Jaya Suprana  

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menerima piagam dari Ketua MURI Jaya Suprana (kanan). Piagam ini dalam rangka rekor merakit robot oleh peserta terbanyak se-Indonesia di Mal Ciputra, Jakarta (11/5). TEMPO/Dhemas Reviyanto
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menerima piagam dari Ketua MURI Jaya Suprana (kanan). Piagam ini dalam rangka rekor merakit robot oleh peserta terbanyak se-Indonesia di Mal Ciputra, Jakarta (11/5). TEMPO/Dhemas Reviyanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jaya Suprana mengaku senang dirinya disebut sebagai orang yang memiliki otak warga negara kelas dua oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama . “Saya malah senang lho Ahok bilang otak saya kelas dua. Artinya kan saya masih punya otak,” ujar Jaya sembari terkekeh saat ditemui oleh Tempo di sela-sela kunjungannya ke Kampung Pulo, Jakarta Timur, pada hari Sabtu, 26 September 2015.

Baca juga:
Jokowi Pakai Topi Gaul 62, Mau Tiru Gaya Rappe J-Flow?
Bulan Darah 28 September 2015, Inilah yang  Bikin Menakutkan

Pada Maret silam, Jaya Suprana menuliskan sebuah surat terbuka kepada Ahok, panggilan akrab Basuki, di sebuah surat kabar nasional. Jaya mengatakan, kata-kata kasar yang terkadang dilontarkan oleh Ahok dapat memicu terjadinya konflik antar ras dan golongan. Ahok pun mengomentari surat terbuka Jaya tersebut dengan mengatakan bahwa otak Jaya merupakan otak warga negara kelas dua yang merasis diri sendiri.

“Tadinya malah saya bertanya-tanya, saya ini punya otak atau nggak. Dengan beliau bilang begitu, saya malah terima kasih,” ujar Jaya. Jaya mengungkapkan dirinya sama sekali tidak memikirkan komentar Ahok mengenai dirinya. Menurutnya, memikirkan masyarakat yang membutuhkan uluran tangan jauh lebih penting dari pada memikirkan komentar orang lain atas dirinya.

“Itu kan juga sudah lama. Tapi ya sudah nggak apa-apa, wong dia maunya bilang saya provokator. Saya sama sekali nggak mikirin itu. Yang saya pikirin sekarang ini nasib warga Kampung Pulo,” tutur Jaya yang saat ini tengah fokus dalam pendampingan bagi masyarakat Kampung Pulo pasca penggusuran tanggal 20 Agustus 2015 lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga:
Kasus Muncikari  Artis ke Jaksa:  Dari 80 Wanita, AS Termahal
Bulan Darah,  28 September Kiamat? Resah, Ini Kata Gereja

Jaya juga berujar, kedatangannya ke Kampung Pulo sering kali dicaci oleh sekelompok orang. “Saya ke sini dituduh pahlawan kesiangan. Menolong orang miskin memang kadang dianggap aib. Tapi saya nekat aja. Pokoknya nolong,” katanya menutup pembicaraan.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Baca juga:
Gawat, Inilah yang Bisa Bikin Sepak Bola Mati Pelan-pelan
TRAGEDI MINA: 4 Anaknya Tewas, Begini Reaksi Lelaki Ini

 


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

10 Desember 2018

Ilustrasi hujan di Jakarta. TEMPO/Frannoto
Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

BMKG membuat perkiraan cuaca dimana hujan disertai petir dan angin kencang akan melanda Jakarta.


Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

7 Desember 2018

Sebuah crane ambruk menimpa rumah di Jalan Gelindra RT 01 RW 08, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Desember 2018. Rumah korban, Husin, 56 tahun, hancur. Husin dan tiga anggota keluarganya mengalami luka-luka. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

Operator crane ambruk menyewa sebuah rumah untuk ditempati keluarga Husin yang rumahnya rusak tertimpa crane.


Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

5 Desember 2018

Pembebasan salah satu lahan sengketa oleh Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno beserta pemilik lahan, Mahesh, di area proyek pembangunan Stasiun MRT Fatmawati, Jakarta Selatan. 20 Oktober 2017. Tempo/Zara
Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

Pergub 127 yang diteken Gubernur Anies Baswedan diharapkan mampu mempercepat program pembebasan lahan yang selama ini tersendat.


Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

23 Oktober 2018

Suasana pembangunan proyek Jembatan Penyeberangan Multiguna atau Skybridge Tanah Abang di Jakarta, Ahad, 14 Oktober 2018. PD Pembangunan Sarana Jaya akan mulai mengfungsikan Skybridge Tanah Abang pada esok hari, Senin, 15 Oktober 2018. ANTARA/Reno Esnir
Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

Desain penataan Tanah Abang menjadi seperti kawasan SCBD Jakarta, masih digarap dan ditargetkan selesai tahun ini


DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

22 Oktober 2018

Truk kapasitas 12 ton milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengangkut sampah di TPS Muara Baru, Penjaringan, yang menggunung usai kisruh dana hibah Bekasi, Senin 22 Oktober 2018. Tempo/Imam Hamdi
DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

Dinas LH menjelaskan tumpukan sampah karena truk di Jakarta Utara sedang perawatan oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM).


Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

22 Oktober 2018

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meresmikan pencanangan Fasilitas Pengolahan Sampah dalam Kota (ITF) di Sunter, Jakarta Utara, Minggu, 20 Mei 2018. TEMPO/Syafiul Hadi
Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

ITF Sunter hanya mengelola 2.200 ton sampah per hari dan 10 % residu harus dibuang ke Bantargebang.


Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Warga rusun Tambora mengambil air tanah karena mengalami kesulitan air bersih di Rumah Susun Tambora II di Jakarta, Senin (17/12). Warga rusun Tambora mengeluhkan selama sebulan terakhir mengalami kesulitan air bersih untuk konsumsi sehari-hari. TEMPO/Tony Hartawan
Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

Penghentian eksploitasi air tanah, kata Koalisi Masyarakat, bisa menekan penurunan permukaan tanah di Ibu Kota.


Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai memimpin apel pagi Pengawasan Terpadu Sumur Resapan, Instalasi Pengolahan Air Limbah, dan Air Tanah di Intiland Tower, Jumat, 16 Maret 2018. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

DKI mengusulkan anggaran Rp 1,2 triliun untuk perluasan jaringan pipa air bersih menekan eksploitasi air tanah.


Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

1 Oktober 2018

Aktivis Koalisi Pejalan Kaki melakukan aksi Tamasya Trotoar Kita di kawasan Sarinah, Jakarta, Minggu, 24 Juni 2018. Aksi menyusuri jalanan Ibu Kota tersebut untuk mengkritisi fungsi trotoar yang banyak digunakan sebagai tempat parkir kendaraan dan berdagang. ANTARA/Puspa Perwitasari
Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

Uji coba rekayasa lalu lintas dilakukan pada 8 Oktober hingga 23 Oktober nanti.


Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

13 September 2018

Ilustrasi banjir Jakarta. TEMPO/Ary Setiawan
Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

Balai Besar menjelaskan, wilayah yang berpotensi terendam banjir di Jakarta berada di daerah aliran sungai yang belum dinormalisasi.