TEMPO.CO, Slawi - Kabupaten Tegal berkomitmen mengawal 30 ribu ibu hamil yang tercatat di daerah setempat. Kebijakan itu bertujuan menekan angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan di Kabupaten Tegal yang tergolong tinggi dan masuk dua besar se-Jawa Tengah pada 2014.
"Ada 30 ribu ibu hamil di Kabupaten Tegal, saya minta kawal bersama-sama untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi dan yang dilahirkan," kata pejabat pelaksana harian Bupati Tegal, Umi Azizah, saat launching dan sosialiasi program SM Bunda, Selasa, 29 September 2015.
Tercatat, pada 2014, Tegal merupakan daerah rawan bagi ibu dan bayi yang dilahirkan. Kabupaten Tegal menjadi urutan kedua tertinggi se-Jawa Tengah setelah Kabupaten Brebes.
"Tahun ini setingkat lebih baik jadi nomor tiga, tapi sekarang mencapai 25 ibu meninggal," kata Umi mengutip angka kematian ibu dari dinas kesehatan setempat.
Umi menegaskan sudah melakukan langkah pengawalanan lewat dinas kesehatan dengan cara berburu ibu hamil. Selain itu, kerja sama dengan mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) lewat program one student one klien atau satu mahasiswa mendampingi satu ibu hamil.
Kabupaten Tegal juga menjalin kerja sama dengan Forum Masyarakat Madani (FMM) dan program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menekan angka kematian ibu dan bayi lahir.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Hendadi Setiaji menyatakan beraragam upaya mengurangi angka kematiaan ibu dan bayi lahir di daerahnya. "Dari hulu sampai hilir, selain kerja sama dengan lembaga lain, juga pelayanan primer," kata Hendadi.
Ia menyatakan dinas kesehatan telah meningkatan kualitas pelayanan, di antaranya sistem rujukan berjenjang. "Termasuk kualitas penanganan ke gawat daruratan di puskemas," katanya.
EDI FAISOL
Baca juga:
Kisah Salim Kancil Disetrum, Dibunuh: Ini Sederet Keanehan di Balik Tragedi
Ini Duit yang Dipakai Setya Novanto cs & Ahok: Siapa Boros?