TEMPO.CO, Jakarta - Jalur kereta layang ringan atau light rail transit (LRT) Cawang-Cibubur nantinya akan tersambung hingga Bogor. Tiang konstruksi jalur itu berada di sisi kanan ruas tol Jagorawi dari arah Jakarta-Bogor.
“Sehingga tidak ada proses pembebasan lahan dalam pembangunan megaproyek LRT ini,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor Suharto, Rabu, 21 Oktober 2015.
Setelah Cibubur, stasiun kereta terdapat di Cibinong, Sentul, dan berakhir di Baranangsiang, Kota Bogor. Karena berada di tanah milik PT Jasa Marga, tidak ada lahan atau tanah milik warga yang harus dibebaskan atau dilakukan proses ganti rugi pembebasan lahan.
Berdasarkan konsep awal, pembangunan LRT direncanakan oleh pemerintah pusat melalui Kementrian Pekerjaan Umum. Lintasan LRT akan ditopang menggunakan tiang pancang berdiameter 80-100 sentimeter. “Dalam pembangunanya, LRT akan menggunakan pilar dan girder yang terbuat dari beton precast dan prestress, yang pengerjaannya akan cepat dan efisien,” ujarnya.
Sementara itu, pembangunan jalur LRT dengan panjang lintasan sekitar 83,6 kilometer dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama, lintasan dimulai dari Cibubur-Cawang-Dukuh Atas dan Bekasi.
“Dalam perencanaan dari Kementrian PU, pembangunan tahap I dengan panjang lintasan 42,1 Kilometer dengan 18 stasiun yang mencakup rute layanan Cibubur-Cawang, Cawang-Dukuh Atas, dan Bekasi Timur-Cawang,” katanya.
Untuk tahap kedua, pembangunannya melayani rute Dukuh Atas-Palmerah, Palmerah-Grogol, dan Cibubur-Bogor dengan panjang sekitar 41,5 kilometer, dengan 10 stasiun.
“Untuk rute Cibubur-Bogor, rencananya akan ada beberapa stasiun yang dibangun, yakni di Cibubur, Gunungputri, Cibinong, Sentul, dan berakhir di Stasiun LRT Baranangisng,” ucapnya.
M SIDIK PERMANA