TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Tri Joko Sri Margianto merencanakan pembangunan sumur-sumur resapan percontohan di Jakarta Selatan.
Proyek ini merupakan penerapan kebijakan pengendalian limpasan air ke permukaan (zero run-off), seperti tercantum dalam Peraturan Gubernur Nomor 68 Tahun 2005 tentang Pembuatan Sumur Resapan. “Saya harap pembuatan sumur resapan jadi kesadaran semua pihak, terutama di sekolah,” kata Tri seperti dimuat Koran Tempo edisi Rabu, 28 Oktober 2015.
Proyek percontohan ini sengaja diterapkan di Jakarta Selatan karena permukaan air tanahnya masih tinggi. Pemerintah DKI bekerja sama dengan pengurus sekolah tingkat dasar hingga lanjutan untuk membangun water trap atau lubang air dari gedung dan sumur resapan berdimensi 1,5 x 1,5 x 3 meter. Proyek ini didanai langsung oleh pemerintah. "Material dari kami, nanti tinggal bangun," kata Tri.
Tak sekadar menerapkan aturan sumur resapan, menurut Tri, di situ terselip pendidikan pengelolaan air hujan kepada siswa. Di dekat sumur resapan akan dipasang papan penjelasan siklus air, dan lubang kecil untuk mengintip permukaan air sumur. Sumur resapan, kata Tri, mampu mengendalikan aliran air saat curah hujan tinggi. Seluruh air hujan akan mengalir kembali ke dalam tanah sehingga bisa ditampung dan dipakai lagi.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Arie Budiman setuju dengan konsep ini. Menurut dia, implementasi sumur resapan patut dimulai di sekolah yang daerahnya rawan banjir. “Ini bagus karena akan mengajarkan mereka peduli pada lingkungan,” kata Arie.
Ahli bidang hidrologi dan pengelolaan air sungai Institut Pertanian Bogor, Nana Mulyana, mengatakan pembuatan air sumur sebaiknya diterapkan di tiap rumah, kompleks perumahan, dan gedung perkantoran di daerah hulu, seperti Bogor dan Depok. Sumur resapan akan menahan limpasan air ke permukaan di hilir.
Kepala Subdirektorat Hidrologi dan Kualitas Air Direktorat Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Eka Nugraha sangsi ihwal manfaat sumur resapan untuk mengendalikan banjir. Musababnya, kata dia, tanah memiliki kemampuan daya serap yang terbatas dalam waktu tertentu. “Setelah tanah jenuh, air akan meluap. Apalagi saat curah hujan tinggi,” kata Eka. “Mau bangun berapa banyak sumur untuk mengontrol itu?”
PUTRI ADITYOWATI