TEMPO.CO, Jakarta - Raden Suyadi Subekti Wirjokoesoemo, 82 tahun, atau biasa dipanggil Pak Raden, meninggal dunia pada Jumat, 30 Oktober 2015. Sebelum meninggal, Pak Raden telah menyelesaikan lukisan terakhirnya.
Lukisan tersebut bergambar wayang. Namun tidak tahu persis apa yang ingin disiratkan Pak Raden. "Karena belum ada judulnya, saya tidak tahu itu tentang apa," kata Madun, 50 tahun, pria yang sehari-hari merawat Pak Raden, saat ditemui di tempat tinggal Pak Raden di Jalan Petamburan III Nomor 27, Jakarta Pusat, Ahad, 1 November 2015.
Tidak lama setelah lukisan itu selesai, kondisi tubuh Pak Raden drop dalam beberapa hari. Ia mengeluhkan kakinya teramat sakit. Pada Kamis, 29 Oktober, kondisi Pak Raden sudah memburuk dengan suhu badan yang meningkat.
Karena demam yang tak berkesudahaan, pada Jumat pagi, Pak Raden dibawa ke Rumah Sakit Pelni, Jakarta Pusat. Saat itu yang menjaga Pak Raden adalah Nanang, 39 tahun, yang sudah lama mendampingi Pak Raden. Nanang juga yang merawat Pak Raden pada masa-masa kritisnya.
Sampai akhirnya, pada pukul 22.00, pria pencipta serial kartun Si Unyil tersebut mengembuskan napas yang terakhir. Pak Raden kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Jeruk Purut. Ucapan belasungkawa terus mengalir dari berbagai elemen masyarakat, termasuk pejabat negara.
Pak Raden juga sempat menjadwalkan penyelenggaraan pameran lukisan sebelum meninggal. Agenda tersebut sudah ia rencanakan jauh hari. "Harusnya pada Jumat, 20 November nanti, Pak Raden pameran," ujar Madun.
Bahkan, menurut Madun, Pak Raden sudah meminta sejumlah karya lukisannya disiapkan. Kata dia, sejumlah lukisan telah dipilih Pak Raden untuk dikemasi. Dia juga telah menyelesaikan beberapa lukisan dan sketsa baru untuk pameran tersebut. Namun Madun tidak tahu pasti pameran akan diselenggarakan di mana.
AVIT HIDAYAT