TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama masih punya tingkat elektabilitas yang tinggi di mata warga Ibu Kota. Dalam survei yang dilakukan Cyrus Netwok, Ahok punya tingkat keterpilihan sebesar 40,3 persen mengalahkan Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini.
Menanggapi survei itu, Ketua Umum Forum Betawi Rempug Luthfi Hakim mengatakan survei itu bukanlah hal yang luar biasa. “Ya, biasa saja. Belum waktunya pilkada juga,” ucap Luthfi saat dihubungi Tempo pada Kamis, 12 November 2015.
Menurut Luthfi, waktu pilkada DKI yang masih jauh membuat kemungkinan adanya calon-calon lain yang lebih berkualitas daripada Ahok cukup terbuka. Bagi Luthfi, kinerja Ahok juga dirasa hanya merupakan kerja-kerja pencitraan yang mengedepankan lips service daripada kerja nyata. “Saya kira beloon maksimal dia,” ujarnya.
Ia mencontohkan beberapa kebijakan Ahok yang menurut dia meresahkan, seperti pemotongan hewan kurban yang harus di rumah pemotongan kurban (RPH). Ia menuturkan hal itu sulit tercapai mengingat jumlah RPH tidak sebanding dengan jumlah hewan kurban di Jakarta.
Contoh berikutnya adalah mengenai penanganan parkir liar. Menurut dia, cara Pemerintah Provinsi DKI menangani masalah parkir liar dengan sistem derek tidaklah maksimal. “Tidak ada penampungan sementara mobil-mobil yang diderek itu. Keamanan kendaraan tersebut juga belum tentu bisa dijamin,” katanya.
Intinya, Luthfi menganggap apa yang dilakukan Ahok semata-mata hanya ingin mendapatkan perhatian publik lewat media massa ataupun media sosial. “Biar dapat respons banyak,” ucapnya.
Saat ini FBR secara organisasi belum didekati atau mendekati nama-nama yang santer diisukan akan maju melawan Ahok dalam pilkada DKI 2017. “Kami masih menutup diri,” ujarnya. Meskipun ia mengakui, secara pribadi, anggotanya mungkin memiliki calon idaman masing-masing.
Cyrus Network mengeluarkan hasil survei terbarunya mengenai bakal calon Gubernur DKI untuk pilkada 2017. Dalam survei tersebut, nama Basuki Tjahaja Purnama diketahui mengungguli nama-nama lain yang juga santer diisukan maju dalam pilkada DKI, seperti Ridwan Kamil, Tri Rismaharini, Adhyaksa Dault, dan Sandiaga Uno. Survei ini dilakukan pada 27 Oktober-1 November 2015 dengan melibatkan seribu responden yang tersebar di seluruh DKI Jakarta, kecuali Kepulauan Seribu.
DIKO OKTARA