TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, yang digadang-gadang sebagai calon gubernur dalam pilkada DKI Jakarta pada 2017, memiliki pesaing lagi. Dia adalah Adhyaksa Dault, Menteri Pemuda dan Olahraga periode 2004-2009.
Sama seperti Kawan Ahok, sebutan untuk relawan yang mengumpulkan KTP-nya untuk mendukung Ahok--sapaan akrab Basuki--Adhyaksa pun menggunakan cara serupa. Bedanya, “Kawan Adhyaksa” ini bergerilya di aplikasi WhatsApp.
Dari pantauan Tempo, gerakan dari “Kawan Adhyaksa” ini banyak beredar di media sosial. Dalam posternya, warga DKI Jakarta diminta mendukung Adhyaksa sebagai calon gubernur dengan mengumpulkan KTP ke kontak WhatsApp 0882-179-80000.
“Enggak apa-apa, bagus dong!” ujar Ahok saat ditanya mengenai pendapatnya tentang cara serupa yang dilancarkan Adhyaksa, pada Jumat, 13 November 2015, di Balai Kota.
Ahok tidak melihatnya sebagai ancaman. Menurut dia, semakin banyak calon Gubernur DKI Jakarta dalam pilkada 2017, masyarakat Jakarta akan semakin diuntungkan karena pilihan akan semakin bervariasi. "Makin banyak yang naik, makin banyak yang ikut, Jakarta lebih diuntungkan," tuturnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan Cyrus Network pada bulan lalu, elektabilitas Adhyaksa Dault meningkat tajam setelah menyatakan diri siap maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada 2017. Berdasarkan survei tersebut, Adhyaksa menduduki posisi keempat dengan elektabilitas 6,7 persen.
Menurut survei, elektabilitas Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ini hanya berselisih 2,4 persen dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, yang berada pada peringkat ketiga dengan 9,1 persen.
Adapun elektabilitas Ridwan Kamil alias Kang Emil berada di peringkat kedua dengan 15,9 persen dan Ahok di peringkat pertama dengan 40,7 persen.
Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap seribu orang ini, Adhyaksa menandingi nama-nama lain yang sebelumnya sudah lebih dulu beredar, seperti Nachrowi Ramli di peringkat kelima dengan 5 persen.
Lalu Biem Benyamin pada peringkat keenam dengan 3,1 persen, Abraham Lunggana di peringkat ketujuh dengan 2,3 persen, Djarot Saiful Hidayat di peringkat kedelapan dengan 1,3 persen, dan Sandiaga Uno di peringkat kesembilan dengan 0,3 persen.
BAGUS PRASETIYO