TEMPO.CO, Jakarta - Warga di wilayah Jakarta dan Depok diminta waspada menyusul ketinggian air Kali Ciliwung di Depok yang sudah mencapai siaga 2, dengan ketinggian air 330 sentimeter, pada Minggu malam, 15 November 2015.
Petugas pemantau ketinggian air Ciliwung, Panus, Depok, Ardi Suhardi, mengatakan curah hujan tinggi di wilayah hulu, di Bogor, terus meningkatkan level siaga banjir di pos pantau Depok. "Semalam sudah pada level 2," kata Ardi, Senin, 16 November 2015.
Ia mengatakan, bila hujan terus mengguyur wilayah puncak, tidak menutup kemungkinan ketinggian air berada pada level siaga 1, dengan ketinggian di atas 350 cm.
Warga yang rumahnya menjadi langganan banjir harus sudah bisa mengantisipasi karena BMKG memprediksi puncak musim hujan pada Desember 2015 sampai Januari 2016.
Tiga hari terakhir, banyak warga yang menelepon untuk mengetahui level ketinggian air di pos pantau Depok. Soalnya, ketinggian air di Depok bisa memprediksi banjir di wilayah Jakarta. Air Ciliwung di Depok mencapai Jakarta membutuhkan waktu sekitar 6-7 jam. "Setiap lima menit warga Jakarta telepon saya dari tadi malam," ucap Ardi.
Ia mengatakan ketinggian air pada Jumat kemarin masih siaga 4. Lalu pada hari berikutnya kembali normal. Namun ketinggian air kembali naik pada Minggu malam sampai dinihari, mencapai siaga 2. "Tapi sekarang sudah normal kembali," ujarnya. "Level ketinggian paling parah pada 3 Februari 2007, mencapai 465 cm."
Masalah saat ini, di pos pantau Panus banyak sampah yang menyangkut di kaki Jembatan Panus. Dengan demikian, aliran air tertahan gunungan sampah. "Baru bisa disingkirkan nanti, menunggu surut," tuturnya.
Kepala Seksi Pemeliharaan Sumber Daya Air Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Dea Akhmat mengatakan belum ada wilayah di Depok yang banjir. Hanya, beberapa aliran air tersumbat. "Lokasi bendungan dekat Terminal Jatijajar tersumbat. Tapi tadi pagi sudah dibersihkan," katanya.
IMAM HAMDI