TEMPO.CO, Depok - Pengamat Sosial dan Budaya Universitas Indonesia, Devi, mengatakan masifnya penyebaran ideologi gaya hidup, seperti gay, di media membuat jumlah mereka tumbuh subur. Apalagi dunia barat gencar mempromosikan dan melegalkan hubungan gay melalui film, musik, game, dan industri hiburan.
"Tidak mengherankan karena marketing ideologi ini cukup masif dipromosikan media, seperti di Amerika yang gencar mempromosikannya," kata Devi pada Rabu, 18 November 2015
Gencarnya promosi yang melegalkan hubungan sesama jenis menjadikan gay efek dibawa ke dunia nyata. Industri media dan hiburan, menurutnya, menyeret hubungan sejenis ke cerita yang sebenarnya. Bahkan gay dijadikan seperti tren baru.
"TV menayangkan dan seakan menjadi hal yang umum terjadi di dunia nyata. Padahal orang di masa lalu menganggap hubungan ini tabu," ujar Devi.
Ditambah, kata Devi, hidup di zaman sekarang sudah tidak ada lagi orang yang mengkritisi perilaku seks orang lain. Selain itu, tidak ada orientasi yang jelas terhadap masalah seperti ini di Indonesia sehingga banyak orang Indonesia merujuk ke media dan menganggap hubungan sesama jenis merupakan hal biasa. "Apalagi masyarakat mulai tak acuh terhadap lingkungan sekitarnya," tutur Devi.
Masifnya perkembangan media yang mempromosikan hubungan sejenis membuat mereka merasa mendapatkan dukungan. Soalnya, selain faktor bawaan, menyukai hubungan sejenis juga terjadi karena faktor sosial dan lingkungan.
Lebih jauh, Devi berujar, sekarang orang justru tidak menganggap aneh hubungan sejenis karena gaya hidup perkotaan yang individualistis. Karenanya, mereka yang menjalani hubungan sejenis tidak merasa ada hukuman sosial dari orang lain. "Sekarang sudah tidak ada rasa sungkan lagi menjalani hubungan sejenis dengan kehidupan perkotaan yang individual," ucapnya.
Devi berpendapat hubungan sesama jenis bisa mengancam peradaban manusia. Soalnya, orientasi seks sesama jenis bisa mengancam keberlangsungan hidup umat manusia. "Bagaimana bila terus bertambah banyak. Padahal manusia harus regenerasi," ucap Devi.
Komisi Penanggulangan Aids Kota Depok mencatat peningkatan jumlah laki-laki seks dengan laki-laki (LSL) alias gay. Komunitas ini tumbuh subur lantaran Depok menjadi wilayah strategis untuk kumpul. Pada 2014, tercatat dari sebelumnya 4.932 gay meningkat menjadi 5.791 gay.
IMAM HAMDI