TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana memberikan nilai 5,5 atas kinerja Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok selama setahun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Dia sudah kerja sungguh-sungguh. Tapi ada juga hal yang tidak dikerjakan dengan sungguh-sungguh," kata Lulung, sapaan akrab Abraham Lunggana, saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta pada Kamis, 19 November 2015.
Menurut politikus Partai Persatuan Pembangunan tersebut, kinerja dan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Ahok belum sesuai dengan keinginan masyarakat Jakarta. "Kalau masyarakat butuh sesuatu, percepatan pembangunan harus sejalan dengan keinginan masyarakat," ujar Lulung.
Selain itu, Lulung berujar, Ahok belum mampu menjalankan pemerintahan secara maksimal karena penyerapan anggaran oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih rendah. "Serapan anggarannya rendah, sekitar 20-an persen. Ahok tidak representatif dalam menjalankan roda pemerintahan," tutur Lulung.
Lulung juga menambahkan, nilai 5,5 yang diberikan kepada Ahok bukan hanya karena rendahnya penyerapan anggaran, tapi juga sikap yang tidak mau dikritik. "Dia pasti melawan kalau dikritik, suudzon. Sama siapa coba Ahok tidak ribut? Semua, kagak ada yang enggak ribut," ujar Lulung.
Walaupun begitu, Lulung mengakui cukup mengapresiasi kinerja Ahok selama setahun ke belakang. "Saya mengapresiasi, Ahok sangat cerdas dan pintar. Tapi cerdas dan pintar dalam membuat pencitraan. Saya bingung, Ahok kerja apa ya?" ujar Lulung sambil mengerutkan keningnya.
Lulung mencontohkan, beberapa program yang dikerjakan oleh Ahok hanya untuk pencitraan belaka. "Dia izinin anak-anak lihat kantornya, pencitraan. Dia alihkan PHL (pekerja harian lepas) jadi PPSU (pekerja prasarana dan sarana umum) pencitraan. Dia angkat tiga ribuan pegawai honorer, pencitraan," kata Lulung.
Karena itu, Lulung menyampaikan pesannya kepada Ahok dalam sisa kepemimpinannya di Jakarta. Lulung meminta Ahok lebih berorientasi untuk bekerja, bukan pencitraan.
"Ke depan, pemimpin itu harus cakap, cakap bersikap, cakap bertindak, cakap berperilaku, tidak sombong, dan tidak banyak omong. Kalau banyak omong kan efeknya akan ada kegaduhan terus-menerus," kata Lulung.
ANGELINA ANJAR SAWITRI