TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merasa tidak habis pikir atas fakta dalam pembahasan anggaran pada Sabtu lalu. Dalam pembahasan anggaran tersebut, Ahok kaget karena Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta mematok anggaran hampir Rp 300 miliar untuk penerangan.
“PJU (penerangan jalan umum) juga sama. Gendeng aja, dia gali-gali tiap kelurahan satu dinas dikumpulin bisa sampai Rp 300 miliar untuk bikin lampu. Tapi nyatanya masih banyak yang padam,” kata Ahok saat ditemui di Balai Kota, Senin, 23 November 2015.
Ahok berpendapat, dengan anggaran sebesar itu, dia bisa memasang lampu dari perusahaan lampu terkenal untuk dua-tiga kota. Mantan Bupati Belitung Timur ini bahkan menjamin lampu tak akan padam hingga lima tahun ke depan.
Selain dinas, menurut Ahok, suku-suku dinas yang berada di tingkat kota juga melakukan pemborosan dengan menganggarkan Rp 30-40 miliar untuk membeli lampu. Karena itu, menurut Ahok, pembelian lampu akan digabungkan menjadi satu dalam pengadaannya.
Penggantian semua lampu menjadi lampu LED, menurut Ahok, karena beban pembayaran listrik meningkat. "Bayar listrik PLN kan hampir Rp 600 miliar setahun. Kalau semua lampu kami ganti LED, paling bayar listrik di bawah Rp 200 miliar. Makanya saya potong," ucap Ahok.
Ahok pun juga menginstruksikan Dinas Perindustrian dan Energi tidak lagi memakai kontraktor-kontraktor abal-abal yang malah menyebabkan terganggunya warga Jakarta akibat tidak rapinya pengerjaan sebuah proyek.
Selama empat hari terakhir, Ahok lembur membahas perencanaan anggaran bersama jajaran satuan kerja perangkat daerah DKI Jakarta. Sejak Rabu lalu, dari pukul 09.00 hingga 24.00, Ahok telah membahas anggaran yang diajukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Pendidikan, Dinas Pekerjaan Umum Tata Air, Dinas Kebersihan, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, serta Dinas Perindustrian dan Energi.
BAGUS PRASETIYO | ANGELINA ANJAR SAWITRI