TEMPO.CO, Tangerang - Diam-diam, proyek reklamasi pantai utara di Kabupaten Tangerang mulai berjalan. Progres pembangunan pulau di pesisir Pantai Muara Dadap dengan cara menguruk laut ini berjalan seiring dengan proyek reklamasi pantai Jakarta.
Berdasarkan pantauan Tempo, Senin, 23 November 2015, hampir semua area pantai Muara Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang, kini tertutup rata dengan lapisan tanah dan pasir. Bahkan area urukan dengan luas puluhan hektare itu kini sudah jauh menutup pantai dan mengarah ke tengah laut. Sejumlah ekskavator terlihat berada di lokasi proyek.
Tak mudah bisa masuk ke area proyek tersebut karena puluhan preman berwajah garang berjaga di sekitar proyek. “Di sini tidak ada masalah, silakan pergi dari sini,” ujar seorang pria berambut cepak dengan tato menutupi kedua lengannya.
Lelaki tinggi berpakaian biru yang tidak menutupi lengan itu tidak sendiri. Di samping kanan-kirinya telah berdiri tiga lelaki dengan tampang hampir serupa. Mereka mengepung Tempo dan sejumlah awak media yang masuk ke lokasi itu untuk meliput aksi demonstrasi nelayan yang menolak reklamasi.
Dengan nada penuh intimidasi, tiga orang itu menggiring wartawan agar menjauhi lokasi dan melarang memotret. ”Hayo, pergi dari sini,” kata mereka sambil menunjukkan arah untuk keluar dari area tersebut. Petugas kepolisian yang datang ke lokasi menggunakan mobil patroli seolah tak berdaya menghadapi mereka. Polisi tersebut hanya terdiam dengan arah pandangan ke tengah laut.
Lebih dari 30 orang dengan wajah dari timur Indonesia itu duduk berjaga di pinggir laut. Mereka duduk dan berdiri sambil memperhatikan lautan, seolah menunggu para nelayan yang sedang berorasi di tengah laut.
Reklamasi di Pantai Muara Dadap merupakan bagian dari reklamasi Jakarta yang dikerjakan oleh Tangerang International City. Pembangunan proyek bernama PIK 2 ini juga terlihat dalam beberapa spanduk dan billboard yang terpampang di jalan mengarah ke Dadap. Sedangkan di Kamal Muara, Jakarta Utara, yang hanya berjarak beberapa mil dari Dadap, terlihat proyek reklamasi PIK 1 dengan area yang lebih luas.
JONIANSYAH HARDJONO