TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat menyiagakan sedikitnya 778 personel untuk mengamankan unjuk rasa di sejumlah titik di pusat kota Jakarta. "Kami kerahkan personel gabungan dari TNI dan Polri," kata juru bicara Polres Metro Jakarta Pusat, Komisaris Suyatno, kepada Tempo, Selasa, 24 November 2015.
Suyatno mengatakan jumlah personel yang siaga di pusat kota ini lebih sedikit dibanding di kawasan industri. Sebabnya, buruh memilih untuk konsentrasi aksi di depan perusahaan masing-masing. Meski demikian, pengamanan di sejumlah wilayah di Jakarta Pusat masih cukup intensif.
Dari pantauan Tempo di sejumlah ruas jalan protokol di Jakarta Pusat, puluhan anggota kepolisian bersiaga di depan Istana Negara hingga kawasan Monumen Nasional. "Kami juga menyiapkan delapan personel khusus K-9 atau personel satwa berupa anjing pelacak," tuturnya.
Suyatno merinci personel yang disebar untuk mengamankan demonstrasi besar-besaran ialah Barikade Mobil sebanyak 100 personel, Sabhara 300 personel, Reserse Kriminal 70 personel, Direktorat Lalu Lintas 40 personel, Reserse Narkoba 22 personel, unit dari Kepolisian Sektor Gambir 40 personel, petugas Satuan Polisi Pamong Praja 70 personel, dan TNI dari Kodam Jaya sebanyak 100 personel.
Mereka menjaga titik-titik kumpul strategis untuk mengamankan para pengunjuk rasa. Sejauh ini, di pusat kota tidak ada aktivitas demonstrasi yang signifikan. Justru titik kumpul massa terjadi di sejumlah wilayah di pinggiran Jakarta.
Kepala Divisi Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal mengatakan polisi berkonsentrasi menjaga kawasan industri. Di antaranya di Jakarta Timur, Utara, dan Jakarta Barat. "Di sana kami siagakan total personel lebih dari 6 ribu," katanya.
Rencananya, demonstrasi buruh ini berlangsung hingga Jumat, 27 November 2015. Mereka menuntut agar Presiden Jokowi mencabut peraturan pemerintah tentang pengupahan yang dianggap diskriminatif dan tidak berpihak kepada kaum buruh.
AVIT HIDAYAT