TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ade Yunus, menilai debat kandidat pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan yang disiarkan langsung Kompas TV, Kamis malam, 3 Desember 2015, terlalu datar dan normatif.
Ade Yunus menilai, isi perdebatan tiga pasangan calon Ikhsan Modjo-Li Claudia Chandra, Arsid-Elvier Arradiane, dan Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie masih tekstual karena para pasangan calon melihat kertas catatan yang dibawa, baik saat bertanya, menjawab, maupun menanggapi. "Di luar ekspektasi," kata Ade kepada Tempo, Jumat, 4 Desember 2015
Menurut Ade, pada sesi debat kandidat juga tampak terlalu datar. Padahal yang ditunggu-tunggu penonton itu sesi debatnya. Masing-masing calon yang terlihat masih tekstual membuat suasana tidak cair. "Tidak biasanya, hampir seluruh pasangan calon tampak tegang, terdengar dari suara yang terbata-bata dan menurun," ujarnya.
Seharusnya, menurut Ade, pasangan calon dapat memanfaatkan momentum debat kandidat untuk menyampaikan informasi kepada para calon pemilih secara mendalam, tentang visi-misi dalam bentuk contoh konkret dari program implementasi yang dibuat. "Inikan tidak, seluruh pasangan calon menyampaikan program masih dalam tataran contoh yang normatif saja," katanya.
Debat pilkada Kota Tangerang Selatan yang dilakukan secara langsung oleh Kompas TV dihadiri ketiga pasangan calon. Selain ketiga pasangan calon, debat publik ini juga dihadiri Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Tangerang Selatan, Kepala Kepolisian Resor Kota Tangerang Selatan beserta jajaran, Ketua Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kota Tangerang Selatan, dan ketiga pendukung pasangan calon.
JONIANSYAH HARDJONO