TEMPO.CO, Tangerang - Maskapai penerbangan melakukan langkah pembenahan manajemen dan rekrutmen tenaga porter serta sekuriti. Hal tersebut dilakukan pascaterungkapnya sindikat pembobolan tas penumpang di bagasi pesawat maskapai penerbangan Lion Air.
Pembenahan meliputi perekrutan yang ketat, pengawasan ground handling, hingga melakukan perubahan standar operasional prosedur. “Lebih ketat dan selektif lagi,” kata Direktur Pelayanan PT Garuda Indonesia Nicodemus P. Lampe, Rabu, 6 Januari 2015.
Nicodemus mengatakan Garuda juga belajar dari kasus Lion Air dan kasus yang sama terjadi pada maskapai tersebut. Menurut dia, Garuda Indonesia juga mengalami hal yang sama.” Tapi kami sering terjadi kasus perusakan tas,” katanya.
Nicomedus mengungkapkan, dalam sehari, ada 50-60 ribu tas bagasi yang diurus Garuda Indonesia di seluruh penerbangan. Adapun kasus perusakan tas, menurut dia, pada 2014 terjadi 0,2 persen per 1.000 bagasi dan pada 2015 terjadi penurunan 0,17 persen per 1.000 bagasi. Setiap laporan kehilangan, kata dia, dibuatkan berita acara dan rekaman serta ditindaklanjuti.
Langkah yang sama juga dilakukan maskapai penerbangan Lion Air. Menurut Direktur Operasional PT Lion Mentari Airlines Daniel Putut Adi Kuncoro, selain membenahi manajemen dan rekrutmen porter dan sekuriti, dilakukan filter-filter untuk meminimalisasi terjadi kasus pencurian.” Salah satunya membuat satu pintu masuk ke area make up atau air side,” kata Daniel.
Dalam kasus sindikat pembobol bagasi yang diungkap polisi saat ini, Daniel memposisikan Lion Air sebagai korban.” Kami adalah korban dari kelompok oknum yang melakukan pencurian,” katanya. Kondisi ini, menurut Daniel, telah lama dikeluhkan penumpang Lion Air yang melapor sering kehilangan dan kerusakan tas.
Selama 2014, Daniel menambahkan, tercatat 28 kasus pembobolan tas di seluruh penerbangan Lion Air Group, meliputi Lion Air, Batik Air, dan Wings Air. Sebanyak 18 kasus di antaranya terungkap sendiri. Pengungkapan itu dilatarbelakangi banyaknya laporan dan kecurigaan terhadap petugas porter yang membawa sejumlah barang ketika selesai bertugas.” Ada yang membawa lima sampai enam handphone. Setelah kami telusuri, ternyata barang itu memang bukan milik mereka,” katanya.
Sedangkan, pada 2015, tercatat 15 kasus pembobolan tas di Lion Air Group. Karena itulah, menurut Daniel, maskapai meminta bantuan polisi melakukan penyelidikan dan mengungkap kasus ini.
JONIANSYAH HARDJONO