TEMPO.CO, Bogor - Wakil Wali Kota Bogor, Usmar Hariman mengakui angkutan umum di Kota Bogor, Trans Pakuan, terancam bangkrut pada Agustus 2016 depan. "Jika tidak ada perbaikan dalam pengelolaan Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) Kota Bogor dan tetap merugi," katanya, Jumat 8 Januari 2016.
Menurut Usmar, manajemen Trans Pakuan amburadul meski tiap tahun disubsidi APBD Pemkot Bogor.
Dia mengatakan, dalam anggaran perubahan tahun 2015, Pemkot Bogor menggelontorkan anggaran untuk Trans Pakuan sebesar Rp 5,5 miliar. "Anggaran ini merupakan bantuan terakhir dari Pemkot Bogor untuk Trans Pakuan. Pada 2016 ini mereka tidak boleh mendapat bantuan lagi," kata Usmar.
Usmar mengatakan, suntikan dana tersebut seharusnya digunakan untuk biaya operasi, mulai dari perawatan kendaaraan, perbaikan infrastruktur koridor dan bukan untuk menggaji karyawan, "Biaya gaji karyawan termasuk pengemudi dan kondektur bus Trans Pakuan harus dari pendapatan tiket penumpang," kata Usmar.
Tercatat sejak Juni 2015 lalu, kondisi keuangan Trans Pakuan memburuk. Perusahaan ini tak lagi memiliki dana untuk menggaji karyawan. "Puluhan sopir Trans Pakuan belum gajian sejak enam bulan lalu," kata Usmar.
Jika anggaran Rp 5,5 miliar dari APBD Bogor digunakan untuk tunggakan gaji karyawan, maka tersisa hanya Rp 3 miliar saja. "Jika kondisi Trans Pakuan masih sama seperti sekarang, maka sisa 3 miliar bantuan tersebut hanya akan cukup hingga Agustus mendatang," kata Usmar. "Bisa dipastikan Trans Pakuan bangkrut dan terancam dibubarkan," kata Usmar.
Semula Pemkot Bogor berencana membuka enam koridor yang akan dilintasi Trans Pakuan selama 2016. Koridor utama yang seharusnya dioperasikan adalah koridor tengah yang dapat melayani masyarakat dari Terminal Baranangsiang ke Stasiun Bogor. "Sampai sekarang koridor utama Trans Pakuan belum beroperasi," kata dia.
M SIDIK PERMANA.