TEMPO.CO, Bogor - PT Trans Jabar Tol (PJT) meminta Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor segera membongkar jaringan pipa transmisi distribusi air bersih sepanjang 600 meter di Desa Tangkil, Kecamatan Catingin, Kabupaten Bogor. Lokasi pipa tersebut dinilai mengganggu proyek pembangunan Jalan Tol Bogor-Ciawai-Sukabumi.
Keberadaan pipa AC 21 inci yang mengalirkan air bersih dari sumber mata air Tangkil untuk pelanggan PDAM Kota Bogor itu ternyata berada di lahan milik pengelola jalan tol dan bisa mengganggu pembangunan jalan tol tersebut. "Kami diultimatum untuk segera membongkar dan memindahkan pipa transmisi oleh pengelola karena berada di lokasi proyek Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi," kata pelaksana tugas Direktur Teknik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Deni Surya Senjaya.
BACA: Proyek Tol Bogor-Sukabumi Terhambat Lagi
Dia mengatakan, untuk pembongkaran dan pemindahan pipa jaringan air bersih tersebut, pengelola jalan tol memberikan tenggat hingga 21 Januari 2016. "Pengelola jalan tol memberi waktu yang sangat singkat dan tidak memberikan ganti rugi untuk membongkar jaringan pipa ini," ujarnya.
Masalahnya, membongkar dan memindahkan jaringan pipa itu membutuhkan waktu sekitar satu bulan dan menelan dana mencapai Rp 8,6 miliar. "Pembongkaran dan pemindahan pipa ini berdampak pada pemutusan aliran air bersih terhadap 11 ribu pelanggan," tutur Deni.
BACA: Demi Proyek Donald Trump, Proyek Jalan Tol Bocimi Dipercepat
Deni mengatakan pembongkaran jaringan pipa tersebut bisa mengakibatkan krisis air bersih di dua kecamatan di Kota Bogor, yakni Kecamatan Bogor Timur dan Bogor Selatan. "Distribusi air bersih di dua kecamatan ini sebagian besar mengandalkan pasokan mata air Tangkil," ucapnya.
Deni mengatakan PDAM Tirta Pakuan keberatan dengan ultimatum PT TJT. Pada pertemuan awal, PDAM sempat diminta membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) pemindahan pipa di lokasi proyek. “Jika pipa sampai dibongkar, air bersih PDAM sebesar 120 liter per detik akan tumpah ke jalan," katanya.
BACA: Jalan Tol Layang Ring Road Bogor Dilanjutkan 2016
Kondisi itu dikhawatirkan membuat tanah di area proyek jalan tol tersebut tidak stabil. "Kami berharap pengelola meninjau ulang rencananya untuk merelokasi pipa di proyek jalan tol tanpa perhitungan yang matang," ujarnya.
M. SIDIK PERMANA