Laporan keuangan, Yusuf menilai, tak dibuat direksi secara transparan. Ia mencontohkan pendapatan resepsi penikahan disusun dalam bentuk rincian komponen seperti makanan dan minuman tanpa mencantumkan nilai keseluruhan. Laporan itu membuat dewan komisaris tak pernah mengetahui nilai aktual dari pendapatan penyelenggaran resepsi.
BACA: Akibat Korupsi, Perusahaan Daerah Jakarta Ini Rugi Terus
Yusuf mengatakan unit usaha Jakarta Tourisindo sebenarnya berpotensi menggaet pasar selain pegawai instansi pemerintah. Nyatanya, direksi tak mewajibkan manajemen bergerilya memasarkan hotel dan hanya menjalankan tugas rutin.
Hingga Mei 2015, Tourisindo sudah merugi Rp 2 miliar. Geliat perbaikan muncul lima bulan kemudian setelah komisaris mengundang pakar bisnis agar pemikiran direksi berubah. Hingga akhir tahun lalu, perusahaan membukukan laba sebelum pajak Rp 2,1 miliar. Setelah pemerintah mengkritik target 2016 itu direksi mengoreksinya dengan membubuhkan laba Rp 5 miliar tahun ini.
Selanjutnya: Serikat pekerja juga sering melaporkan...