TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta Selatan sudah memakan korban. Satu orang anak berusia 9 tahun di Tebet meninggal setelah tertular penyakit ini di sekolah.
Camat Tebet Mahludin mengatakan anak tersebut meninggal pada 30 Januari 2016. "Sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit," katanya, Jumat, 5 Februari 2016.
Mahludin mengatakan di wilayahnya memang cukup banyak kasus DBD, terutama menyerang para pelajar. Menurut dia, hal ini karena jangkauan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di sekolah masih terbatas. "Kami setiap Rabu melaksanakan jumantik, tapi masih terbatas untuk di sekolah," ujarnya.
Baca: Pemerintah Prediksi Ancaman DBD Hingga April
Karena itu, Mahludin sudah mengirim surat ke sekolah-sekolah di Tebet agar melakukan jumantik secara rutin guna mencegah perkembangan nyamuk Aedes Aegypti. "Saat PSN, kami menemukan jentik di sekolah dan rumah sakit. Makanya kami minta jumantik dirutinkan," katanya.
Berdasarkan data dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan sampai 29 Januari 2016, kasus DBD sudah mencapai 117 kasus. Sebanyak 21 kasus terbanyak di Kecamatan Kebayoran Baru, menyusul Kecamatan Kebayoran Lama 17 kasus, dan Jagakarsa 16 kasus.
Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi meminta jajaran dan masyarakat terus giat mensosialisasikan dan menggiatkan PSN. "Jangan cuma jadi seremonial. Lakukan 3M karena itu yang efektif," katanya.
Saat ini, Jakarta Selatan menduduki peringkat ketiga dengan jumlah kasus DBD. "Makanya kami akan tekan terus," ujarnya.
NINIS CHAIRUNNISA