Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rumah Sakit Sulianti Batasi Pemberitaan Flu Burung

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Manajemen Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso membatasi pemberitaan terkait pasien suspek flu burung yang dirawat di rumah sakit itu. Cara ini ditempuh untuk menjaga kerahasiaan penyakit yang diderita pasien."Penyakit ini ada stigmanya. Seseorang atau keluarga yang terkena akan mendapatkan perlakuan kurang enak dari lingkungan sekitar," kata Ketua Tim Kejadian Luar Biasa Rumah Sakit Sulianti, Sardikin Giriputro, kemarin.Pembatasan yang dia maksud, media massa tidak perlu menyebutkan identitas pasien, tapi cukup dengan inisial saja. “Alamat juga tidak usah ditulis secara detail," pinta Sardikin. Rumah Sakit Sulianti, katanya, pernah mendapat protes dari keluarga pasien yang tidak boleh masuk sekolah karena orangtuanya suspek flu burung. Alasan lainnya, pemberitaan tentang hasil tes laboratorium pasien sering simpang siur. Tes yang dimaksud adalah uji serologi dan polymerase chain reaction (PCR). Sesuai prosedur pengambilan sampel pada pasien flu burung untuk uji laboratorium, paling sedikit dilakukan tiga kali.Berdasar informasi yang dikumpulkan Tempo terkait pembatasan informasi, Ilham Patu yang selama ini menjadi juru bicara Rumah Sakit Sulianti terhitung mulai 20 Februari posisinya diambil alih Sardikin. Seluruh informasi soal pasien flu burung harus melalui dia yang juga wakil direktur rumah sakit itu.Sardikin membenarkan ihwal tersebut. Dia menjelaskan, tingkat kematian suspek flu burung yang masuk ke ruang unit perawatan intensif (ICU) Rumah Sakit Sulianti tergolong tinggi. "Angka kematian sekitar 70 persen," ujarnya. Sardikin tak menjelaskan hitungan persentase itu.Berdasarkan data di rumah sakit itu, dari 28 pasien yang meninggal sejak penyakit ini ditetapkan sebagai kejadian luar biasa pada 14 September lalu, hanya dua penderita yang meninggal diluar ICU. Mereka adalah Yulia Gino dan Wina Ekadewi.Fakta itu dikatakan tidak aneh. Sebab, ungkapnya, pasien yang masuk ICU kebanyakan kondisinya sudah cukup parah. Akibatnya tingkat keberhasilan dalam upaya penyelamatan pasien menjadi kecil."Banyak pasien yang datang sudah terlambat, terpaksa kami beri intubasi (pemasangan alat bantu napas). Kebanyakan kondisi paru-paru sudah memburuk," ujar Tuty H. Murtono, Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Sulianti yang juga dokter spesialis anestesi.Tuty menjelaskan, pasien flu burung dipantau 24 jam oleh dokter jaga. Walau rumah sakitnya hanya memiliki dua dokter anestesi, termasuk dirinya, namun komunikasi dengan dokter jaga tak sampai lengah. Dokter jaga bisa melakukan intubasi tanpa harus mendatangkan dokter anestesi. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Hasbullah Tabrani, sepakat dengan langkah Rumah Sakit Sulianti. "Ini berkaitan dengan Undang-Undang tentang Praktek Kedokteran. Dokter bertugas menjaga kerahasiaan pasien, pasien juga punya hak terjaga kerahasiaannya," ujar Hasbullah kepada Tempo.Hasbullah menilai pencegahan virus flu burung belum menyentuh masyarakat bawah. Ini tak lepas dari terbatasnya mereka mengakses informasi soal flu burung. Pemerintah, katanya, wajib mencari cara menginformasikan penyakit ini kepada mereka."Masyarakat bawah justru punya risiko tinggi terkena flu burung. Hampir seluruh warga desa memelihara unggas. Mereka belum tentu mengetahui bagaimana mencegah penyakit tersebut,” ungkapnya.Ibnu Rusydi|Nieke Indrietta
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

20 hari lalu

Burung kakatua putih. ANTARA
Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?


Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

30 hari lalu

Petugas medis meneteskan vaksin polio pada anak balita dalam pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio tahap kedua di kantor kelurahan Mojolangu, Malang, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Pelaksanaan Sub PIN polio tahap kedua tersebut menyasar 100.380 anak di Kota Malang yang sebelumnya sudah menerima imunisasi polio tahap pertama dalam program penuntasan penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

Pemberian imunisasi bisa dilakukan saat anak baru lahir hingga berusia 12 bulan.


Mengenal Apa itu Sub PIN Polio, Tujuan, dan Pelaksanaannya

39 hari lalu

Petugas kesehatan memberikan imunisasi polio kepada siswa di SD Negeri Tempurejo 1, Kediri, Jawa Timur, Senin 15 Januari 2024. Layanan imunisasi dengan sistem jemput bola di sekolah tersebut sebagai upaya menyukseskan program pemerintah pemberian imunisasi polio serentak dalam menanggulangi kejadian luar biasa (KLB) polio. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Mengenal Apa itu Sub PIN Polio, Tujuan, dan Pelaksanaannya

Penyakit Polio dapat mengakibatkan infeksi hingga kelumpuhan permanen. Simak pencegahannya melalui Sub PIN Polio berikut ini.


Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

51 hari lalu

Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

Anies Baswedan saat debat capres soroti tiga persoalan seputar isu perempuan, yakni soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan.


Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

52 hari lalu

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

Anies Baswedan soroti persoalan isu perempuan saat debat capres soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan, dan upah setara


Jadwal dan Syarat PIN Polio 2024

20 Januari 2024

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio kepada seorang anak saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Puskesmas Tambakrejo, Semarang, Jawa Tengah, Senin 15 Januari 2024. Kementerian Kesehatan menggelar Sub PIN Polio 2024 secara serentak di tiga provinsi yakni Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY dengan putaran pertama di bulan Januari dan putaran kedua pada Februari mendatang sebagai upaya menanggulangi kejadian luar biasa (KLB) polio. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Jadwal dan Syarat PIN Polio 2024

Langkah ini diambil untuk mengatasi KLB polio setelah ditemukan kasus lumpuh layu di Kabupaten Pamekasan dan Sampang, Jawa Timur serta Klaten, Jateng.


Gugatan Perusahaan Sawit Bernada Ancaman

10 Januari 2024

Gugatan Perusahaan Sawit Bernada Ancaman

Ancaman terhadap pembela lingkungan masih menganga. Kali ini pakar forensik kebakaran hutan Bambang Hero Saharjo digugat perusahaan sawit.


4 Daerah di Indonesia yang Pernah Alami KLB Polio

7 Januari 2024

Seorang anak di pegang ibunya saat acara pemberian imunisasi Campak dan Polio secara gratis di Gedung Wanita BKOW terhadap warga di kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (18/10). Kampanye Imunisasi Tambahan Campak dan Polio tahap ketiga akan digelar di 17 provinsi di Indonesia mulai dari 18 Oktober hingga 18 November di pos pelayanan imunisasi yang tersebar di posyandu dan puskesmas. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
4 Daerah di Indonesia yang Pernah Alami KLB Polio

Sejumlah daerah di Indonesia pernah mengalami KLB polio


Kaleidoskop 2023: Usai Covid-19 Muncul Varian Baru, Waspada Penyakit Cacar Monyet dan Mycoplasma Pneumoniae

30 Desember 2023

An illustration of a monkeypox vaccine. (ANTARA/Shutterstock/am/rst)
Kaleidoskop 2023: Usai Covid-19 Muncul Varian Baru, Waspada Penyakit Cacar Monyet dan Mycoplasma Pneumoniae

Usai Covid-19, muncul varian-varian baru sepanjang 2023, ditambah adanya penyakit cacar monyet hingga Mycoplasma Pneumoniae.


KemenPPPA Minta Masyarakat Lebih Peduli jika Ada KDRT di Lingkungan

10 Desember 2023

Ilustrasi KDRT. radiocacula.com
KemenPPPA Minta Masyarakat Lebih Peduli jika Ada KDRT di Lingkungan

KemenPPPA mengatakan aspek pencegahan menjadi hulu dalam upaya penanganan kekerasan terhadap perempuan, termasuk KDRT.