TEMPO.CO, Depok - Anggota Komisi B DPRD Kota Depok Rienova Serry Donie mengatakan sebagian besar kondisi situ di Depok memprihatinkan. Dia meminta pemerintah melihat fungsi ganda situ yang bisa dimanfaatkan sebagai obyek wisata. Apalagi, kata Rienova, Depok mempunyai banyak situ yang berpotensi dijadikan wisata air.
"Bukan hanya direvitalisasi untuk memaksimalkan sebagai penyerap air. Situ juga harus dilihat nilai ekonominya dengan dijadikan obyek wisata," kata Rienova, Kamis, 25 Februari 2016.
Rienova mengatakan saban tahun pemerintah telah menganggarkan dana untuk merevitalisasi situ. Namun revitalisasi situ tersebut tidak bisa dibenahi seluruhnya. Situ di Depok, kata dia, harus dibenahi bertahap dilihat dari nilai manfaatnya. Sebab, Rienova berpendapat, situ di Depok juga bisa dijadikan sarana edukasi, rekreasi, kreasi, bahkan sampai olahraga.
Tahun ini, menurut Rienova, Komisi B telah mengajukan rancangan peraturan daerah tentang pariwisata alam. Raperda tersebut saat ini sedang digodok untuk mengembangkan potensi wisata alam situ dan taman hutan raya.
Rienova menjelaskan, 3 dari 26 situ di Depok, yakni Situ Cilodong, Pengasinan, dan Pengarengan, bakal dijadikan pilot project wisata alam. Selama ini, situ di Depok menyempit dan mengalami sedimentasi cukup parah. "Untuk awal memang harus direvitalisasi dahulu. Depok perlu bantuan dari pusat untuk merevitalisasi semuanya," katanya.
Kepala Seksi Bina Teknis dan Pengendalian Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Satria Firstadi mengatakan selama ini 26 situ di Depok mengalami pengendapan lumpur yang cukup parah. Bahkan kedalaman situ di Depok hanya mencapai 1-2 meter saja. "Idealnya kedalaman situ di Depok minimal 4 meter," kata Satria.
Setiap tahun Depok menganggarkan dua situ untuk direvitalisasi. Untuk merevitalisasi semua situ di Depok diperkirakan membutuhkan anggaran lebih dari Rp 400 miliar. "Situ kewenangan pemerintah pusat. Makanya Depok tidak bisa melakukan sepenuhnya revitalisasi, tapi sudah meminta bantuan ke pusat," kata Satria.
Tahun ini Depok menganggarkan dua situ untuk direvitalisasi, yakni Situ Pladen dan Cilangkap. Untuk kedua situ tersebut masing-masing dianggarkan sebesar Rp 1 miliar guna melakukan revitalisasi berupa normalisasi Situ. Kedua situ tersebut kedalamannya hanya 1 meter dan akan dikeruk sekitar 1-2 meter lagi agar maksimal untuk menangkap air hujan.
Untuk Situ Pladen, kata Satria, tidak bisa dilakukan normalisasi dengan maksimal untuk mencegah banjir. Sebab, sebagian besar lahan situ di lokasi tersebut, sudah berubah fungsi menjadi permukiman. "Hanya nanti akan dinormalisasi, diturap lebih tinggi saja," katanya.
Tahun kemarin pemerintah telah menganggarkan Rp 1,2 miliar untuk melakukan revitalisasi Situ Rawa Besar dan Rp 1,4 miliar untuk Situ Bahar. Berdasarkan hitungan pemerintah, bila berfungsi baik, semua situ di Depok bisa menampung air sebanyak 9 juta kubik.
Menurut Satria, masalah utama situ di Depok adalah pendangkalan yang cukup parah. Adapun pendangkalan terparah terjadi di Situ Pitara dan Citayam. Di kedua situ tersebut kedalamannya kurang dari 1 meter. "Depok tidak punya anggaran untuk merevitalisasi situ secara menyeluruh. Anggaran yang saat ini saja tidak maksimal," ucapnya.
Satria mengatakan tahun lalu pemerintah pusat memberikan anggaran untuk merevitalisasi Situ Gadog sebesar Rp 1,9 miliar. Tahun lalu Depok juga telah mengajukan kembali untuk melakukan revitalisasi semua situ di Depok. "Semoga saja diterima, dan pusat yang akan melakukan revitalisasi situ di Depok," ujarnya.
Selain merevitalisasi dua situ, kata Satria, pemerintah pusat melalui Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane menganggarkan dana pemeliharaan 20 situ. Pemeliharaan rutin ini berupa pembersihan situ dari sampah dan gulma yang ada. "Hanya membersihkan, tapi belum bisa memaksimalkan fungsi situ untuk menyerap air," katanya.
IMAM HAMDI